13 Amalan di Bulan Ramadhan Sesuai Sunnah Rasulullah SAW

Siti Nurul Azizah 0 Komentar

Ada sejumlah amalan yang sesuai dengan hadist yang mana sebaiknya dilakukan bagi umat muslim pada bulan ramadhan.

INDIFFS.COM – Bulan Ramadhan merupakan bulan yang penuh ampunan, banyak orang yang berlomba-lomba berbuat kebaikan untuk mendapatkan pahala yang berlipat ganda pada bulan ini. Termasuk salah satunya dengan melakukan amalan di bulan Ramadhan.

Memang, di bulan lain perbuatan tersebut juga berpahala dan tak kalah baik. Namun, amalan bulan Ramadan yang dilakukan secara rutin akan mendapatkan berkah yang melimpah dan dilipatgandakan nilainya.

Lantas, apa saja amalan-amalan yang dianjurkan tersebut? Simak kegiatan yang sebaiknya dilakukan dalam menyambut bulan puasa nanti!

Amalan Sunnah di Bulan Ramadhan

Melansir dari laman resmi Majelis Ulama Indonesia (MUI), Ketua Bidang Fatwa dan Hukum MUI Tanah Datar, Ustadz H Yendri Junaidi, Lc MA menjelaskan bahwa ada sejumlah amalan sunnah Rasulullah SAW di bulan Ramadhan yang tak boleh dilewatkan. Diantaranya sebagai berikut yang telah kami rangkum:

1. Mengakhirkan Sahur

Jika mengikuti Rasulullah, waktu sahur yang tepat ialah mendekati subuh. Setelah sahur, seorang muslim tidak lagi tidur melainkan langsung melaksanakan Sholat Subuh dan kegiatan lainnya. Inilah yang menjadikan adanya segudang manfaat sahur bagi kesehatan serta menjadi amalan bagi setiap umat muslim.

Anjuran mengakhirkan sahur ini sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari.

عَنْ أَبِي حَازِمٍ أَنَّهُ سَمِعَ سَهْلَ بْنَ سَعْدٍ، يَقُولُ: كُنْتُ أَتَسَحَّرُ فِي أَهْلِي، ثُمَّ يَكُونُ سُرْعَةٌ بِيْ أَنْ أُدْرِكَ صَلاَةَ الفَجْرِ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Dari Abu Hazim, dia mendengar Sahal bin Sa’ad berkata, “Aku sahur bersama keluargaku, kemudian aku buru-buru menyelesaikannya untuk bisa dapat sholat Fajar (Subuh) berjamaah bersama Rasulullah SAW.” (HR Bukhari no 577)

2. Sahur Meskipun Sedikit

Sahur memanglah bukan suatu kewajiban, namun sahur menjadi salah satu amalan yang sangat dianjurkan bagi mereka yang akan melaksanakan puasa. Mengingat, bahwa amalan sunnah Rasulullah SAW di bulan Ramadhan adalah mau menyempatkan makan sahur meskipun sedikit, ini menjadi hal yang membedakan puasa umat muslim dengan ahli kitab.

Adapun anjuran untuk menyempatkan sahur terdapat pada hadist berikut:

تَسَحَّرُوا فَإِنَّ فِي السَّحُوْرِ بَرَكَةً

“Sahurlah, karena dalam sahur itu ada keberkahan.” (HR Bukhari 1923)

3. Mengajak Teman Makan Sahur dengan Kurma

Mengajak teman makan sahur dengan kurma memanglah bukan suatu hal yang wajib. Namun ini termasuk amalan sunnah Rasulullah SAW yang kerap dilakukan pada bulan Ramadhan. Yang mana, makan sahur dengan kurma adalah makanan yang penuh dengan keberkahan.

Hal ini sebagaimana tertuang dalam hadist berikut:

قَالَ عِرْبَاض بْنُ سَارِيَة : دَعَانِي رَسُوْلُ اللهِ إِلَى السَّحُوْرِ فِى رَمَضَانَ فَقَالَ : هَلُمَّ إِلىَ هَذَا الْغَذَاءِ الْمُبَارَكِ

‘Irbadh bin Sariyah berkata, “Aku diajak Rasulullah SAW untuk sahur di bulan Ramadhan. Beliau bersabda, “Mari nikmati makanan penuh berkah ini.” (HR Ahmad)

4. Sholat Sunnah Fajar dan Syuruq

Amalan selanjutnya yang sebaiknya dikerjakan pada bulan ramadan ini ialah dengan menunaikan ibadah sholat sunnah fajar dan syuruq. Hal ini merupakan salah satu kebiasaan Nabi yang menjadi anjuran dan tertuang dalam hadist berikut:

كان الرسول صلى سنة الصبح ركعتين خفيفتين في بيته ثم يصلي الصبح جماعة ، ثم يجلس في المسجد يذكر الله تعالى حتى تطلع الشمس، فينتظر قرابة الثلث ساعة أو يزيد ثم يصلي ركعتين

“Nabi Muhammad SAW biasanya sholat sunnah Subuh dua rakaat yang ringan (singkat) di rumahnya. Kemudian beliau sholat Subuh berjamaah di masjid. Setelah itu duduk berdzikir sampai terbit matahari. Setelah menunggu sekitar sepertiga jam atau lebih sedikit beliau sholat dua rakaat (sholat sunat syuruq atau Dhuha).”

5. Menjaga Lidah dari Berkata Kasar

Amalan selanjutnya yang sebaiknya dilakukan pada bulam ramadan ialah upayakan untuk selalu menjaga lidah dari menggunjing, bicara kotor, dan hal-hal buruk lainnya.

Hal ini sebagaimana tertuang dalam hadist Riwayat Bukhari no 1904:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ يَقُولُ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: قَالَ اللَّهُ سبحانه وتعالى : كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ، إِلَّا الصِّيَامَ، فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ، وَالصِّيَامُ جُنَّةٌ، وَإِذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أَحَدِكُمْ فَلاَ يَرْفُثْ وَلاَ يَصْخَبْ، فَإِنْ سَابَّهُ أَحَدٌ أَوْ قَاتَلَهُ، فَلْيَقُلْ إِنِّي امْرُؤٌ صَائِمٌ

Dari Abu Hurairah ra, dia berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Allah Swt berfirman (hadits qudsi):

“Setiap amal anak cucu Adam adalah untuknya, kecuali puasa, itu untuk-Ku, dan Aku yang akan membalasnya. Puasa itu perisai (benteng). Apabila kalian berpuasa maka janganlah berkata kotor dan bersuara keras (berteriak-teriak).

Kalau ada yang mengajak bertengkar atau berdebat maka katakanlah: Aku sedang puasa.”

6. Memperbanyak Mengkaji Al Qur’an

Anjuran selanjutnya yang sebaiknya dilakukan pada bulan ramadhan ialah memaksimalkan waktu ramdhan dengan lebih fokus mengkaji Al Quran.

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ، وَكَانَ أَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ، وَكَانَ يَلْقَاهُ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ فَيُدَارِسُهُ القُرْآنَ فَلَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدُ بِالخَيْرِ مِنَ الرِّيحِ المُرْسَلَةِ

Dari Ibnu Abbas ra, dia berkata, “Rasulullah SAW adalah orang yang paling pemurah, dan beliau lebih pemurah lagi ketika bertemu Jibril. Jibril bertemu dengan Nabi setiap malam Ramadhan untuk mengkaji/mengulang (mudarasah) Alquran. Sungguh Rasulullah SAW lebih pemurah daripada angin yang bertiup.” (HR Bukhari 6)

7. Memperbanyak Sedekah

Meski dapat dilakukan pada bulan-bulan lainnya, tidak ada salahnya memperbanyak sedekah pada bulan Ramadhan. Ini karena akan memiliki keistimewaan tersendiri.

Apalagi jika dilakukan secara rutin selama satu bulan penuh, dimana amalan bulan Ramadan ini akan menjadi suatu kebiasaan baik.

Anjuran untuk melakukan sedekah ini tertuang dalam hadist berikut:

عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ : كُلٌّ امْرِئٍ فىِ ظِلِّ صَدَقَتِهِ حَتَّى يُفْصَلَ بَيْنَ النَّاسِ ، قَالَ يَزِيْد : وَكَانَ أَبُو الْخَيْرِ لاَ يُخْطِئُهُ يَوْمٌ إِلاَّ تَصَدَّقَ فِيْهِ بِشَيْءٍ وَلَوْ كَعْكَةً أَوْ بَصَلَةً أَوْ كَذَا

Dari Uqbah bin Amir, dia berkata, “Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Setiap orang berada di bawah naungan sedekahnya sampai diputuskan perkara manusia.”

Yazid berkata, Abu al-Khair, tak pernah satu hari pun berlalu melainkan dia pasti bersedekah, walaupun hanya sepotong kue atau sebutir bawang dan semisalnya.” (HR Ahmad)

8. Memperbanyak Berdoa

Selanjutnya, ialah melakukan amalan berdoa khususnya pada waktu-waktu yang diijabah, yang salah satunya ialah terdapat pada seseorang yang tengah berpuasa termasuk di bulan ramadhan ini.

ثَلاَثُ دَعَوَاتٍ لاَ تُرَدُّ دَعْوَةُ الْوَالِدِ وَدَعْوَةُ الصَّائِمِ وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ

“Tiga doa yang tidak akan ditolak yaitu doa orang tua, doa orang berpuasa, dan doa musafir.” (HR Baihaqi)

9. Menyegerakan Berbuka

Amalan sunah selanjutnya ialah dengan menyegerakan berbuka dan tidak menundanya terlalu lama. Inilah yang selalu Rasulullah SAW lakukan dalam kehidupan sehari-harinya. Hal ini sebagaimana tertuang dalam hadist berikut:

عَنْ أَبِي عَطِيَّةَ قَالَ: دَخَلْتُ أَنَا وَمَسْرُوقٌ عَلَى عَائِشَةَ فَقُلْنَا : يَا أُمَّ الْمُؤْمِنِينَ، رَجُلَانِ مِنْ أَصْحَابِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، أَحَدُهُمَا يُعَجِّلُ الْإِفْطَارَ وَيُعَجِّلُ الصَّلَاةَ وَالْآخَرُ يُؤَخِّرُ الْإِفْطَارَ وَيُؤَخِّرُ الصَّلَاةَ، قَالَتْ: أَيُّهُمَا الَّذِي يُعَجِّلُ الْإِفْطَارَ وَيُعَجِّلُ الصَّلَاةَ؟ قَالَ : قُلْنَا عَبْدُ اللهِ يَعْنِي ابْنَ مَسْعُودٍ قَالَتْ: كَذَلِكَ كَانَ يَصْنَعُ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Dari Abu ‘Athiyyah, dia berkata: “Saya bersama Masruq datang menemui Sayyidah Aisyah. Kami berkata, “Wahai Ummul Mukminin, ada dua orang sahabat Nabi SAW yang pertama menyegerakan berbuka dan menyegerakan mengerjakan sholat.

Yang kedua menunda buka dan menunda sholat.” Aisyah ra bertanya: “Siapa yang menyegerakan berbuka dan menyegerakan sholat?” Kami menjawab: “Abdullah bin Mas’ud.” Ia berkata: “Demikian juga yang dilakukan Rasulullah SAW.” (HR Muslim)

10. Melaksanakan Sholat Tarawih

Anjuran selanjutnya yang sebaiknya dilakukan pada bulan ramadhan ialah melaksanakan sholat sunah tarawih. Memiliki hukum sunnah muakkad, meninggalkan shalat tarawih selama Ramadhan dapat dikatakan kurang baik, meski tak berdosa. Terlebih, jika seseorang itu dalam keadaan tidak terhimpit kesibukan.

Adapun keutamaan sholat tarawih sendiri di antaranya terdapat pada hadits Nabi riwayat Imam al-Bukhari, Muslim dan lainnya:

مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Barangsiapa ibadah (tarawih) di bulan Ramadhan seraya beriman dan ikhlas, maka diampuni baginya dosa yang telah lampau” (HR al-Bukhari, Muslim, dan lainnya).

11. Melaksanakan Sholat Witir

Apabila shalat Tarawih akan berakhir, maka Witir bisa segera dilaksanakan. Dimana, Shalat Witir hukumnya sunah dan dikerjakan dengan rakaat ganjil.

Bahkan dalam sebuah hadis dinyatakan yang artinya: “Hai para pencita-cita Alquran, kerjakan salat Witir. Karena Allah itu tunggal, Ia suka bilangan yang witir (ganjil).”

Selain itu, Rasulullah SAW juga pernah bersabda:

“Barang siapa yang mengerjakan salat malam di bulan Ramadan dengan penuh keimanan dan mengharapkan pahala, maka Allah SWT akan menghapuskan dosanya yang telah lalu.” (HR Bukhari dan Muslim).

12. Memperbanyak Ibadah di Sepuluh Hari Terakhir Ramadhan

Selajutnya ialah dengan berupaya memperbanyak ibadah di sepuluh hari terakhir ramadhan. Pada saat seperti ini, Rasulullah SAW akan selalu membangunkan keluarganya.

Hal ini sebagaimana tertuang dalam hadist riwayat berikut:

قَالَتْ عَائِشَةُ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا: كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَجْتَهِدُ فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مَا لَا يَجْتَهِدُ فِي غَيْرِهِ

Aisyah ra berkata, “Rasulullah SAW bersungguh-sungguh melakukan ibadah di sepuluh terakhir melebihi malam-malam lainnya.” (HR Muslim)

وقَالَتْ: كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ العَشْرُ شَدَّ مِئْزَرَهُ وَأَحْيَا لَيْلَهُ وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ

Aisyah juga berkata, “Ketika masuk sepuluh terakhir, Nabi SAW mengencangkan sarungnya, menghidupkan seluruh malamnya dan membangunkan keluarganya.” (HR Bukhari 2024)

13. Itikaf di Sepuluh Hari Terakhir

Amalan sunnah selanjutnya yang sebaiknya dilakukan pada bulan ramadan ini ialah dengan beritikaf di sepuluh hari terakhir Ramadhan. Tujuannya adalah menemukan atau bertemu dengan Lailatul Qadar.

Hal ini juga sebagaimana tertuang pada hadist riwayat berikut:

إِنِّي اعْتَكَفْتُ الْعَشْرَ الْأَوَّلَ، أَلْتَمِسُ هَذِهِ اللَّيْلَةَ، ثُمَّ اعْتَكَفْتُ الْعَشْرَ الْأَوْسَطَ، ثُمَّ أُتِيتُ، فَقِيلَ لِي: إِنَّهَا فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ، فَمَنْ أَحَبَّ مِنْكُمْ أَنْ يَعْتَكِفَ فَلْيَعْتَكِفْ، فَاعْتَكَفَ النَّاسُ مَعَه

“Sesungguhnya aku itikaf di sepuluh pertama Ramadhan untuk mencari Lailatul Qadar. Setelah itu aku juga itikaf di sepuluh kedua (pertengahan). Kemudian aku diberi tahu bahwa Lailatul Qadar itu di sepuluh terakhir. Maka siapa yang ingin itikaf maka lakukanlah.” Akhirnya banyak orang yang itikaf bersama Nabi SAW.” (HR Muslim 1167).

Demikian amalan bulan Ramadhan yang bisa dilakukan untuk memperbanyak pahala dan keberkahan. Semoga dengan menjalankan sejumlah amalan tersebut, dapat mendorong kita untuk meraih keutamaan bulan Ramadhan!

Tanggapan

Belum ada

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Konten Terkait

Konten Terbaru