17 Juta Data Pelanggan PLN Bocor, Dijual Hacker di Forum Breach

Data Pelanggan PLN Bocor – AsiaQuest Indonesia
Indiffs – Kebocoran data kembali terjadi di Indonesia. Kali ini, pengguna internet di Twitter melaporkan adanya penjualan lebih dari 17 juta data pelanggan Perusahaan Listrik Negara (PLN). Informasi penjualan data yang bocor itu di unggah akun bernama @loliyta.
Beberapa data pelanggan PLN yang diklaim dijual di antaranya ID lapangan, ID pelanggan, nama pelanggan, tipe energi, KWH, alamat, nomor meteran, hingga tipe meteran serta nama unit UPI.
“Hi, Im selling data PLN 17 MILLION++ with field ID, Idpel, Name, Consumer Name, Energy Type, Kwh, Address, Meter No, Unit Upi, Meter Type, Nama Unit Upi, Unit Ap, Nama Unit Ap, Unit Up, Nama Unit Up, Last Update, Created At,” tulis akun itu.
Loliyta juga mengunggah sample database yang bocor tersebut, tampak beberapa nama pelanggan PLN beserta alamat serta tagihan mereka dalam unggahan akun tersebut.

Kebocoran Data Pelanggan PLN – Indiffs
Sontak kabar bocor nya data pelanggan tersebut ramai jadi perbincangan warganet di Twitter. Banyak dari mereka meneruskan dan menginformasikan perihal tersebut ke akun resmi PLN @pln_123. Sayangnya, belum ada tanggapan dari BUMN tersebut.
Sebelumnya, pemerintah dalam hal ini Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mengakui sulit menemukan pelaku atau hacker di balik insiden kebocoran data pribadi yang kerap terjadi di Indonesia.
Juru bicara Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Dedy Permadi mengatakan pihaknya masih menelusuri dan mendalami lebih lanjut dugaan kebocoran data pelanggan Perusahaan Listrik Negara (PLN), yang beredar di internet.
“Setelah mendapatkan berita itu, kami langsung melakukan pengecekan. Jadi, saat ini Kominfo sedang mendalami terkait dugaan kebocoran data itu, dan nanti kamu akan sampaikan jika sudah ada hasil atau temuan sementara dari dugaan kebocoran data itu,” ucap Dedy, mengutip dari Antara Sulsel.
Saat ditanya soal kapan kira-kira Kementerian Kominfo bisa memberikan informasi dan detail lebih lanjut atas dugaan kebocoran data tersebut, Dedy mengatakan pihaknya belum bisa mengira-kira waktu untuk mengumumkan nya.
Tanggapan
Belum ada