5 Puisi Malam Lailatul Qadar di Bulan Ramadhan, Menyentuh Hati!

Puisi Malam Lailatul Qadar – Indiffs
INDIFFS.COM – Puisi malam Lailatul Qadar di bulan Ramadhan ini bisa kamu gunakan sebagai pengingat, betapa istimewanya malam seribu bulan tersebut. Melalui puisi malam Lailatul Qadr, diharapkan jiwa bisa menjadi lebih terunggah dan niat menjadi lebih kuat untuk melakukan amalan dan memohon ampunan.
Keistimewaan bulan Ramadhan ditandai dengan adanya malam Lailatul Qadar yang dinanti-nanti umat muslim. Datangnya malam Lailatul Qadar menjadi pengingat umat muslim agar semakin bersemangat melakukan ibadah di bulan puasa Ramadhan.
Mengenai malam Lailatul Qadar yang lebih baik daripada seribu bulan, Allah SWT telah berfirman melalui sebuah surat dalam Al-Quran yaitu Q.S Al-Qadr ayat 1-5. Selain itu, malam lailatul Qadr juga dipercaya terjadi pada malam-malam ganjil di sepuluh hari terakhir Ramadhan yaitu pada malam ke-21, 23, 25, 27 atau 29.
Puisi Lailatul Qadar
Dalam menyambut datangnya Lailatul Qadar, kamu juga bisa mengungkapkannya dengan puisi yang menyentuh hati sebagai berikut:
Menanti Malam Lailatul Qadar
Malam itu, langit cerah
Bertaburan bintang
Suara cengkerik terdengar
Dari sudut-sudut kampung
Di masjid dengan empat menara
di atasnya
Jamaah sedang khusyuk beribadah
bermunajat kepada Allah
Menanti datangnya lailatul qadar
malam seribu bulan
yang penuh maghfirah dari Allah
Tepat tengah malam
Jamaah makin tenggelam
Dalam suasana hening yang semakin dalam
Dalam Genggaman-Mu
Malam ini ku serahkan penuh
Jiwaku yang berharap dengan utuh
Tak lelah meski ribuan detik dalam simpuh
Yaa Rabb, genggam hati yang hamba ulurkan
Meski berkalang dosa dan kemaksiatan
Masih bolehkah hamba mengharap ampunan
Melalui pasrah di malam seribu bulan
Kata mereka ampun-Mu tak terbatas
Saat hamba-Mu datang, Engkau akan memeluknya dengan lekas
Meski tadinya mereka menolak-Mu dengan keras
Jadi, meski catatan dosa diri ini sungguh panjang
Dengan jumlah kebaikan yang hanya berbilang
Semoga amal dan pasrahku di malam yang tenang
Bisa menjadikan neraca perhitungan lebih seimbang
Amalan Seribu Bulan
Masih asyik dalam sujud seorang hamba
Di timpa luahan air mata
Sadar betapa menggunungnya dosa
Malam seribu bulan, akankah dapat mengimbanginya?
Seorang hamba, mengerti bahwa amal akan ditimbang
Keburukan bisa jadi penghalang
Kala menuju taman surga yang rindang
Bisakah sebab lailatul qadar
Beratnya dosa sedikit pudar
Sebab amalan seribu bulan telah ditebar
Hanya Ilahi yang mampu menilai
Seorang hamba cukuplah merangkai
Amalan tak putus dan tak cerai
Sesedikit mungkin dosa disemai
Ceritaku dengan Lailatul Qadar
Ketika malam seribu bulan telah tib
Seluruh alam semesta memberikan tandanya
Angin sepoi-sepoi nan sejuk
Mentari tak begitu terik dan panas
Malamnya pun begitu menenangkan
Ketika malam seribu bulan telah tiba
Aku ikut bergegas memegang tasbih
Menyebutkan nama-nama Sang Maha Esa
Berderet-deret kalam Quran ku lantunkan
Sujudku bahkan lebih panjang dari biasanya
Ketika malam seribu bulan perlahan pergi
Perasaan sedih dan bahagia menghampiri
Semoga kita berjumpa dilain kesempatan
Andai Mengenal-Mu Lebih Cepat
Sesal sering meraja hati
Mengapa tak sejak dulu kujemput jalan Ilahi
Setelah bermandi dosa dan hina
Baru ku bisa melihat secercah cahaya
Andai mengenal-Mu lebih cepat
Tapi, bukankah saat ini juga belum terlambat?
Aku masih berkesempatan beroleh rahmat
Saat nyawa belum tercekat
Menangis aku
Tergugu
Dalam semua tawaran ampunmu
Bahkan bila catatan amalku tak penuh seujung kuku
Tak apa hanya bila sudah ada sesal dalam kalbu
Di malam seribu bulan
Hati ini aku serahkan
Walau entah setara berapa juta bulan kesalahan
Aku percaya, Engkau masih yang Maha pemilik ampunan
Demikian beberapa puisi tentang malam Lailatul Qadar yang bisa kamu jadikan referensi. Semoga puisi tersebut dapat menambah keinginan untuk semakin giat beribadah dan memohon ampunan di 10 hari terakhir Ramadhan.
Tanggapan
Belum ada