6 Keutamaan Sifat Qanaah, Hidup Menjadi Mulia Dan Sederhana

Admin 0 Komentar

Terapkan hidup dengan sifat qanaah, karena keutamaan sifat qanaah ini salah satunya dapat membuat hidup menjadi tenang dan jauh lebuh bahagia

INDIFFS.COM – Setiap muslim dianjurkan untuk selalu merasa cukup atas segala sesuatu yang telah Allah berikan. Orang yang merasa cukup serta rela menerima apa yang Allah SWT berikan, maka itu disebut dengan Qonaah. Keutamaan dari sifat qanaah dapat menjauhkan diri dari rasa iri dan dengki.

Qonaah adalah sikap rela menerima dan merasa cukup atas hasil yang diusahakan serta menjauhi diri dari rasa tidak puas dan perasaan kurang. Orang yang memiliki sifat qana’ah memiliki pendirian bahwa apa yang diperoleh atau yang ada di dirinya adalah kehendak Allah.

Keutamaan Sifat Qanaah

Seorang Muslim sangat dianjurkan untuk memiliki sifat qanaah agar merasa cukup atas segala rezeki yang telah Allah SWT berikan. Dengan begitu, kita sebagai umat muslim akan selalu merasa bersyukur dan tidak mengeluh atas usaha apapun yang telah diberikan.

Dan berikut ini adalah keutamaan sifat qana’ah yang bisa kita ketahui sebagai umat Muslim.

1. Pola Hidup Sederhana

Mereka yang mampu untuk memperlihatkan harta kekayaan yang dimilikinya dan ia tetap menjadi pribadi yang rendah hati dan sederhana. Sebab, seseorang yang memiliki sifat qana’ah tujuan nya bukan hanya mencari harta dunia saja, melainkan dengan akhirat nya.

2. Seolah Mendapatkan Dunia Dan Seisinya

Hal ini sudah dijelaskan dalam hadits dari ’Ubaidillah bin Mihshan Al-Anshary radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,

مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ آمِنًا فِى سِرْبِهِ مُعَافًى فِى جَسَدِهِ عِنْدَهُ قُوتُ يَوْمِهِ فَكَأَنَّمَا حِيزَتْ لَهُ الدُّنْيَا

Man ‘asbah minkum aminan fia sirbih mueafan fia jasadih eindah qut yawmih faka’anama hizat lah aldunya

Artinya ; “Barangsiapa di antara kalian mendapatkan rasa aman di rumahnya (pada diri, keluarga dan masyarakatnya), diberikan kesehatan badan, dan memiliki makanan pokok pada hari itu di rumahnya, maka seakan-akan dunia telah terkumpul pada dirinya.” (HR. Tirmidzi, no. 2346; Ibnu Majah, no. 4141. Abu ’Isa mengatakan bahwa hadits ini hasan gharib).

3. Mendapatkan Kemuliaan

Kemuliaan yang terletak pada sifat qana’ah sedangkan kehinaan terletak pada ketamakan. Seseorang yang di anugrahi sifat qana’ah dengan tidak menggantungkan hidupnya pada manusia, sehingga dirinya pun dipandang mulia. Sedangkan sifat tamak justru akan menghinakan dirinya di hadapan manusia hanya demi dunia yang hendak di per-olehnya. 

Jibril ‘alaaihissalam pernah berkata,

يَا مُحَمَّدُ شَرَفُ الْمُؤْمِنِ قِيَامُ اللَّيْلِ وَعِزُّهُ اسْتِغْنَاؤُهُ عَنِ النَّاسِ

Ya muhammad sharaf almumin qiam alllayl waeizzuh astighnawuh ean alnnas

Artinya: “Wahai Muhammad, kehormatan seorang mukmin terletak pada shalat malam dan kemuliaannya terletak pada ketidakbergantungannya pada manusia” [HR. Hakim: 7921].

4. Menjaga Dari Dosa

Seorang muslim yang memiliki sifat qana’ah akan terhindar dari akhlak buruk yang dapat mengikis habis pahala kebaikan yang selama ini ia kumpulkan. Akhlak buruk atau namimah adalah faktor terbesar yang dapat mendorong manusia untuk melakukan berbagai perilaku buruk dengan tidak pernah merasa cukup dengan rezeki yang telah Allah berikan. 

Jika seseorang mempunyai sifat qana’ah, bagaimana bisa dia melakukan semua sifat buruk dan bagaimana bisa dalam hatinya timbul kedengkian, padahal dia telah ridha terhadap apa yang telah di takdirkan Allah?

Abdullah bin Mas’ud radhiallalhu ‘anhu mengatakan,

الْيَقِينُ أَنْ لَا تُرْضِيَ النَّاسَ بِسُخْطِ اللَّهِ، وَلَا تَحْسُدَ أَحَدًا عَلَى رِزْقِ اللَّهِ، وَلَا تَلُمْ أَحَدًا عَلَى مَا لَمْ يُؤْتِكَ اللَّهُ، فَإِنَّ الرِّزْقَ لَا يَسُوقُهُ حِرْصُ حَرِيصٍ، وَلَا يَرُدُّهُ كَرَاهَةُ كَارِهٍ، فَإِنَّ اللَّهَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى – بِقِسْطِهِ وَعِلْمِهِ وَحُكْمِهِ – جَعَلَ الرَّوْحَ وَالْفَرَحَ فِي الْيَقِينِ وَالرِّضَا، وَجَعَلَ الْهَمَّ وَالْحُزْنَ فِي الشَّكِّ وَالسُّخْطِ

Alyaqin ‘an la turdi alnaas bisukht allahi, wala tahsud ‘ahadan ealaa rizq allahi, wala talum ‘ahadan ealaa ma lam yutik allahu, fa’iina alrizq la yasuquh hirs harisin, wala yaruduh karahat karihin, fa’iina allah tabarak wataealaa – biqistih waeilmih wahukmih – jaeal alrawh walfarah fi alyaqin walrida, wajaeal alhama walhuzn fi alshaki walsukht

Artinya: “Al Yaqin adalah engkau tidak mencari ridha manusia dengan kemurkaan Allah, engkau tidak dengki kepada seorangpun atas rezeki yang ditetapkan Allah, dan tidak mencela seseorang atas sesuatu yang tidak diberikan Allah kepadamu. Sesungguhnya rezeki tidak akan diperoleh dengan ketamakan seseorang dan tidak akan tertolak karena kebencian seseorang. Sesungguhnya Allah ta’ala –dengan keadilan, ilmu, dan hikmah-Nya- menjadikan ketenangan dan kelapangan ada di dalam rasa yakin dan ridha kepada-Nya serta menjadikan kegelisahan dan kesedihan ada di dalam keragu-raguan (tidak yakin atas takdir Allah) dan kebencian (atas apa yang telah ditakdirkan Allah)” [Diriwayatkan Ibnu Abid Dunya dalam Al Yaqin (118) dan Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman (209)].

5. Mendapatkan Keberuntungan

Abdullah bin Amr mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

قَدْ أَفْلَحَ مَنْ أَسْلَمَ، وَرُزِقَ كَفَافًا، وَقَنَّعَهُ اللهُ بِمَا آتَاهُ

Qad ‘aflah man ‘aslama, waruziq kafafan, waqannaeah allh bima atah

Artinya: “Sungguh beruntung orang yang memeluk Islam, diberi rezki yang cukup dan Allah menganugerahi sifat qana’ah atas apa yang telah diberikan-Nya” [HR. Muslim: 1054; Tirmidzi: 2348].

6. Mendapatkan Kekayaan Sejati

Qana’ah adalah kekayaan sejati. Oleh karenanya, Allah menganugerahi sifat ini kepada Nabi-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam. Allah ta’ala berfirman,

وَوَجَدَكَ عَائِلًا فأغنى

Wawajadak eayilan fa’aghnaa

Artinya: “Dan Dia menjumpaimu dalam keadaan tidak memiliki sesuatu apapun, kemudian Dia memberi kekayaan (kecukupan) kepadamu” [Adh-Dhuha: 8].

Dan hal ini selaras dengan hadis nabi yang menjelaskan bahwa kekayaan sejati itu letaknya di hati, yaitu sifat qana’ah atas apa yang diberikan-nya, bukan terletak pada kualitas hartanya. Nabi SAW bersabda,

لَيْسَ الغِنَى عَنْ كَثْرَةِ العَرَضِ، وَلَكِنَّ الغِنَى غِنَى النَّفْسِ

Lays alghinaa ean kathrat alearadi, walakinn alghinaa ghinaa alnnafs

Artinya: “Kekayaan itu bukanlah dengan banyaknya kemewahan dunia, akan tetapi kekayaan hakiki adalah kekayaan (kecukupan) dalam jiwa (hati)” [HR. Bukhari: 6446; Muslim: 1051].

Dan itulah 6 keutamaan sifat qanaah yang bisa kita ketahui!

Tanggapan

Belum ada

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Konten Terkait

[quads id=1]

Konten Terbaru