7 Ciri-Ciri Pola Asuh Overparenting Pada Anak, Jarang Disadari

Admin 0 Komentar

Orang tua yang menerapkan overparenting biasanya beralasan ingin memberikan hal baik untuk anaknya. Berikut Ciri-ciri pola asuh overparenting

INDIFFS.COM – Overparenting adalah pola asuh yang cenderung berlebihan dalam melindungi dan mengatur segala sesuatu tentang anak, bahkan hal kecil sekali pun. Orang tua yang menerapkan pola asuh overparenting biasanya beralasan ingin memberikan yang terbaik untuk buah hatinya. Mereka juga diselimuti rasa khawatir yang berlebihan terhadap masa depan anak dan ketakutan jika diabaikan atau tidak dihormati oleh anak. Lalu, apa saja ciri-ciri pola asuh overparenting? simak berikut ini.

Ciri-ciri Overparenting

Penting untuk mengetahui ciri overparenting sehingga Anda dapat menghindarinya. Dilansir dari berbagai sumber, berikut ciri-ciri pola asuh overparenting:

1. Tidak bisa Melihat Kegagalan Anak

Tidak ada yang suka melihat anak mereka gagal, tapi jika Anda melompat untuk menyelamatkan anak Anda setiap kali ada masalah, mereka tidak akan pernah belajar dari kesalahan yang dibuat. Jika Anda cepat memberi tahu hal yang benar setiap kali mereka berjuang mencari tahu sesuatu, ini akan benar-benar memutuskan potensi anak Anda.

2. Mengatur Seluruh Aspek Kehidupan Anak

Karena merasa mengetahui apa yang terbaik untuk anak, orang tua yang overparenting akan mengatur dan membuat keputusan untuk seluruh aspek kehidupan anak. Mereka akan berusaha memproteksi anaknya dari segi fisik, mental, dan emosional.

3. Khawatir Berlebih

Ciri overparenting yang lainnya adalah selalu khawatir berlebihan terhadap anak. Anak yang diawasi berlebihan oleh orang tuanya bisa menyebabkan si kecil tidak nyaman. Saat ayah atau ibu memiliki kekhawatiran pada setiap yang dilakukan atau diputuskan anak, dikhawatirkan justru memicu pertengkaran orang tua dan anak. Apalagi ketika anak sudah beranjak remaja.

4. Terlalu Mencemaskan Perlakuan Orang lain Pada Anak

Seiring dengan perkembangannya, anak pasti akan membuat suatu permasalahan yang menyangkut dengan orang lain dan lingkungannya. Orangtua memang perlu hadir ketika hal tersebut terjadi. Namun, jangan terlalu sering memperdebatkan hal-hal kecil dengan orang lain yang menyangkut anak. Hal itu akan membuat mereka merasa malu, serta hubungan anak dengan lingkungan sosialnya akan menjadi tidak nyaman.

5. Tidak Memberikan Tugas Pada Anak

Supaya anak menjadi mandiri dan bertanggung jawab, tidak ada salahnya untuk melibatkan mereka dalam pekerjaan rumah dan kegiatan lainnya. Apabila Anda tidak melibatkan mereka dengan berbagai alasan, mereka justru tidak akan belajar tentang keterampilan hidup yang akan menjadi masalah bagi mereka di masa depan. Biarkan anak membuat beberapa kesalahan yang menunjukkan bagaimana mereka akan belajar dan tumbuh.

6. Tidak Mempunyai Harapan Seusia Anak

Terkadang, menjadi orang tua yang sayang berlebihan datang dari ekspetasi terlalu tinggi. Misalnya, orang tua mungkin melibatkan anak dalam banyak kegiatan dan bahkan mengatur waktu luang anak-anak untuk memastikan mereka selalu produktif. Hanya saja, ini bukanlah hal yang bagus.

Hal serupa juga terjadi jika orang tua memiliki harapan terlalu rendah. Orang tua yang tidak percaya bahwa anak mereka mampu berperilaku mandiri dapat melakukan segalanya untuk si anak, seperti memasak atau bersih-bersih, padahal hal tersebut merupakan kemampuan dasar untuk bertahan hidup.

7. Memberikan Hukuman yang Tidak Sesuai

Orangtua overparenting sering kali membuat aturan yang ketat dan memberikan hukuman yang tidak sesuai dengan kesalahannya. Misalnya hukuman terlalu keras untuk pelanggaran yang ringan ataupun sebaliknya.

Tanggapan

Belum ada

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Konten Terkait

[quads id=1]

Konten Terbaru