7 Ciri Perdarahan Nifas Yang Perlu Diwaspadai!

Admin 0 Komentar

Para ibu yang sudah menjalankan persalinan harus mengetahui ciri perdarahan nifas yang harus di perhatikan. Guna untuk menjaga kesehatan ibu

Indiffs – Nifas merupakan periode keluarnya darah pasca persalinan. Walaupun bukan merupakan darah menstruasi, dalam ajaran Islam, Bunda yang sedang berada pada masa nifas juga tidak berkewajiban melaksanakan ibadah karena sedang dalam kondisi tidak suci. Namun, para ibu yang sudah menjalankan persalinan harus mengetahui ciri perdarahan nifas yang harus di perhatikan.

Setelah melewati masa persalinan, bukan berarti lantas risiko masalah kesehatan yang wanita alami akan menghilang begitu saja. Memasuki masa nifas, tetap ada beberapa masalah yang bisa dialami. Masa nifas adalah periode waktu sekitar 4-6 minggu setelah melahirkan. Di waktu ini, wajar terjadi perdarahan dari vagina yang mirip seperti saat haid.

Namun ada baiknya Anda tetap cermat mengamati tanda-tanda bahaya masa nifas yang mungkin terjadi. Pasalnya, masalah kesehatan usai melahirkan dapat menghambat pemulihan sang ibu serta mengganggu ikatan ibu-bayi. Terlebih bagi, sebagian wanita juga terkadang sulit untuk membedakan antara gejala nifas yang normal dan keluhan yang merupakan komplikasi masa nifas. Agar selalu waspada, mari kenali ciri bahaya masa nifas yang paling umum berikut ini:

1. Perdarahan Berlebihan

Perdarahan umum terjadi pada masa nifas. Namun jika perdarahan yang terjadi berlebihan, misalnya jika Mama sampai perlu mengganti pembalut lebih dari satu kali per jam. Waspadai juga apabila kondisi ini disertai dengan tanda bahaya lain, seperti pusing dan detak jantung menjadi tidak teratur. Kondisi ini bisa berlangsung selama dua hingga enam minggu, dan akan berkurang seiring waktu.

Namun para ibu baru patut memeriksakan diri ke dokter jika perdarahan nifas yang terjadi terasa berlebih. Berikut gejala nya:

  • Perdarahan tidak kunjung berkurang.
  • Lemas dan pucat.
  • Ada gumpalan darah yang tampak lebih besar di antara darah.
  • Darah yang keluar terus-menerus berwarna merah terang meski sudah lewat dari 3-4 hari.
  • Volume darah sempat berkurang, tapi mendadak kembali banyak.
  • Darah kembali berwarna merah terang, padahal sebelumnya sudah berubah menjadi gradasi merah yang lebih gelap.
  • Muncul nyeri atau kram seiring dengan peningkatan aliran darah.

Terlalu banyak beraktivitas atau kurang istirahat juga bisa membuat volume darah semakin banyak. Tapi perdarahan biasanya akan berkurang setelah beristirahat.

2. Sakit Kepala Tak Tertahan

Sakit kepala yang hebat dan pusing pada masa nifas, terlebih jika disertai dengan mual, penglihatan yang terganggu, serta bengkak di pergelangan kaki. Ini bisa menjadi tanda terjadinya preeklampsia postpartum. Preeklampsia postpartum biasanya ditandai dengan beberapa tanda khas, di antaranya tekanan darah yang menjadi lebih tinggi daripada biasanya, serta ada kelebihan jumlah protein dalam urine, yakni sekitar lebih dari 300 mg.

Dalam kebanyakan kasus, preeklampsia postpartum terjadi dalam rentang waktu antara 48-72 jam setelah melahirkan. Namun dalam beberapa kasus tertentu, kondisi ini bisa muncul sampai enam minggu setelah melahirkan. Selain itu, preeklampsia postpartum mungkin merupakan akibat dari perubahan pada lapisan pembuluh darah saat Mama hamil, yang disebabkan oleh faktor genetik atau kondisi lingkungan tertentu.

3. Nyeri Payudara

Nyeri payudara adalah komplikasi masa nifas yang sering terjadi. Biasanya, keluhan ini muncul karena Anda baru belajar menyusui. Misalnya, belum menemukan posisi menyusui dan mulut bayi belum bisa menempel dengan pas pada puting. Akibatnya, puting juga bisa mengalami lecet-lecet hingga berdarah. Apabila terjadi perdarahan pada puting, Ibu bisa berkonsultasi dengan dokter maupun konsultan laktasi untuk mengatasinya.

Jika tidak menyusui, nyeri payudara bisa diredakan dengan kompres hangat atau dingin. Anda juga bisa mengkonsumsi obat peredam nyeri. Namun baik ibu baru menyusui maupun tidak, sama-sama harus mewaspadai tanda bahaya masa nifas yang berupa mastitis atau peradangan pada jaringan payudara. Kondisi ini terutama muncul pada awal-awal produksi Air Susu Ibu (ASI). Ketika nyeri payudara disertai kulit payudara yang kemerahan, terasa hangat saat disentuh, demam, pegal-pegal, atau tidak enak badan seperti gejala flu, sebaiknya memeriksakan diri ke dokter.

4. Bengkak di Betis

Pembengkakan di betis yang disertai dengan adanya nyeri hebat, cek ke dokter untuk memeriksa adanya kemungkinan deep vein thrombosis (DVT). Hal Ini merupakan kondisi penggumpalan darah yang terjadi di dalam tubuh. Apabila gumpalan darah ini berpindah ke bagian tubuh lain, kondisi ini juga bisa menjadi lebih parah. Oleh sebab itu, jangan tunda untuk memeriksakan diri ke dokter jika Ibu mengalami kondisi seperti disebutkan di atas.

5. Depresi Setelah Melahirkan

Mudah merasa sedih setelah melahirkan adalah hal yang wajar dan sering dialami oleh para ibu. Tapi jika kondisi ini berlangsung lebih dari dua minggu dan mengganggu ikatan ibu-bayi, bisa jadi mengalami depresi pasca melahirkan (postpartum depression) yang menjadi salah satu tanda bahaya masa nifas. Jangan anggap remeh kondisi ini, karena bisa membahayakan nyawa ibu bahkan bayi, kondisi depresi pasca melahirkan yang tidak ditangani bisa berakibat munculnya gejala psikosis seperti adanya suara-suara atau ajakan-ajakan menyakiti diri sendiri dan bayi, tidak jarang Anda mendengar berita perihal ibu menyakiti bayi nya, bisa jadi disebabkan oleh kondisi ini.

Segeralah temui dokter atau psikolog apabila Anda merasa mengalami baby blues atau depresi pasca melahirkan. Jika terlambat dideteksi atau terus dibiarkan, tanda bahaya pada masa nifas yang satu ini akan semakin buruk dan berbahaya. Karena anak-anak bisa terkena dampak dari kondisi mental orangtua yang tak ter tangani dengan baik, termasuk depresi pasca melahirkan ini.

Anak-anak tersebut diduga lebih rentan untuk mengamuk (temper tantrum), tidak bisa merasa nyaman, serta mengalami gangguan tidur dan masalah perkembangan kognitif. Sebagian besar kasus depresi pasca melahirkan berhasil ditangani dengan obat-obatan atau kombinasi obat-obatan dan psikoterapi.

6. Inkontinensia Tinja

Inkontinensia tinja atau kondisi dimana sangat sulit menahan buang air besar (BAB), sehingga bisa mengalami cepirit. Bila terjadi setelah melahirkan, kondisi ini bisa disebabkan oleh melemahnya otot maupun cedera saat persalinan.

Jika, kesulitan menahan BAB biasanya akan membaik seiring waktu. Namun segera temui dokter bila inkontinensia tinja semakin sering atau parah serta mengganggu aktivitas, karena ini bisa menjadi tanda bahaya masa nifas. Dokter mungkin akan meminta Anda untuk melakukan beberapa latihan otot dasar panggul. Tindakan medis atau operasi juga bisa dianjurkan jika dinilai perlu.

7. Wasir

Sembelit bisa memicu kondisi wasir atau hemoroid. Pasalnya, tinja yang keras akan menyebabkan Ibu refleks mengejan terlalu kuat, sehingga pembuluh darah anus akan membesar kemudian terbentuklah wasir. Untuk menangani hemoroid, Ibu juga bisa menggunakan salep khusus wasir atau juga dapat memakai obat pencahar, namun selalu konsultasi kan dengan dokter terlebih dulu. Periksa kan kondisi wasir ke dokter jika disertai dengan gejala-gejala yang meliputi:

  • Tinja berwarna merah karena gejala ini bisa menandakan perdarahan
  • Tak kunjung sembuh meski Anda sudah menggunakan salep wasir
  • Perdarahan pada dubur
  • Rasa nyeri

Dan itulah 7 ciri perdarahan nifas yang penting untuk diwaspadai. Guna mencegah komplikasi pasca melahirkan, upaya yang rutin harus memeriksa diri ke dokter agar kesehatan tetap terjaga dan jauh dari segala penyakit berbahaya lainnya.

Tanggapan

Belum ada

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Konten Terkait

[quads id=1]

Konten Terbaru