8 Ciri Umum Depresi Yang Terjadi Pada Penderitanya, Perlu Tau!

Admin 0 Komentar

Depresi dapat menimpa kepada siapa saja bahkan pada orang yang hidup ideal. Terdapat beberapa ciri yang umum terjadi pada penderita depresi.

INDIFFS.COM – Depresi merupakan gangguan suasana hati yang menyebabkan perasaan sedih, hampa dan kehilangan sukacita yang terus menerus. Gangguan kesehatan mental ini bisa menimpa siapa saja. Bahkan, pada orang yang hidup dalam kondisi serba ideal. Gejala depresi bisa bermacam-macam, mulai dari tingkat ringan sampai berat tergantung derajat kondisi pengidap. Ada ciri yang umum terjadi pada penderita depresi.

Ciri-Ciri Depresi

Melansir dari berbagai sumber, berikut ini terdapat beberapa ciri seorang penderita depresi di antaranya:

1. Perubahan Perilaku dan Mood Secara Signifikan

Perubahan mood yang signifikan dan cenderung cepat merupakan ciri penderita depresi. Ketika orang disekitar atau dokter sadar akan perubahan mood tersebut, hal ini dapat dipastikan ada sesuatu yang tidak baik dalam diri kamu. Perubahan mood ini mungkin tidak mudah untuk disadari oleh penderita sehingga perlu adanya bantuan orang lain atau dokter.

2. Enggan Keluar Rumah

Beberapa pengidap depresi bisa malas keluar rumah selama berminggu-minggu sampai berbulan-bulan. Ada banyak alasan kenapa penderita depresi enggan keluar rumah. Bisa jadi alasannya karena membenci diri sendiri. Sehingga, timbul pemikiran setiap orang yang ditemui di luar juga bakal tidak suka pada pengidap depresi. Ada juga yang disebabkan rasa lelah akut. Sehingga, fisiknya seolah tak mampu keluar rumah.

3. Pandangan tanpa Harapan

Depresi berat merupakan gangguan mood yang mempengaruhi perasaan tentang kehidupan secara umum. Ciri-ciri depresi memiliki pandangan hidup tanpa harapan atau ketidakberdayaan adalah gejala depresi yang paling umum. Perasaan lain mungkin terjadi, seperti merasa tidak berharga, membenci diri sendiri, atau rasa bersalah yang tidak pantas.

4. Kecemasan Berlebihan

Seorang dengan kecemasan yang berlebihan dengan durasi dan frekuensi yang tidak wajar merupakan salah satu dari ciri-ciri depresi. Ada beberapa momen yang dapat memicu munculnya depresi. Misalnya stres karena tingginya beban kerja yang ada di tempat kerjanya.

5. Perubahan Nafsu Makan

Orang dengan ciri-ciri makan terlalu banyak atau terlalu sedikit menjadi salah satu tanda adanya depresi. Beberapa orang beralih ke makanan untuk kenyamanan, sementara orang lain kehilangan nafsu makan lebih sedikit karena suasana hati yang buruk.

Berubah nya asupan makanan ini dapat menyebabkan seseorang mulai menambah atau menurunkan berat badan. Perubahan berat badan yang dramatis juga dapat memperburuk depresi karena dapat mempengaruhi harga diri seseorang.

6. Merasa Bersalah Setiap Saat

Rasa bersalah adalah perasaan yang normal, terutama saat seseorang melakukan suatu kesalahan. Namun, saat depresi, pengidap nya bisa merasa bersalah pada segala sesuatu. Rasa bersalah tersebut bahkan bisa muncul atas kesalahan yang di luar kuasa seseorang, misalkan bencana alam.

Penderita depresi bisa merasa bersalah karena tidak dapat berbuat banyak pada korban bencana alam. Rasa penyesalan itu akhirnya membuat pengidap depresi merasa diri mereka tidak berharga.

7. Kehilangan Konsentrasi

Seseorang yang tiba-tiba kehilangan konsentrasi selama percakapan dapat menunjukkan masalah dengan ingatan dan konsentrasi. Di mana hal tersebut merupakan gejala depresi. Studi tahun 2012 menunjukkan bahwa seseorang yang kesulitan dalam berkonsentrasi dapat memperburuk dampak sosial.

8. Meyakini Banyak Orang Membencinya

Dalam hidup, terkadang ada orang yang suka dan benci pada diri kita. Pola pikir tersebut tidak berlaku bagi penderita depresi. Mereka merasa membenci diri sendiri dan orang lain tidak ada yang menyukai mereka. Persepsi kebencian pada diri sendiri dan dari orang sekitar ini membuat orang depresi tertekan.

Nah, itu dia beberapa ciri pengidap depresi. Ciri di atas adalah gambaran umum masalah perilaku pengidap depresi. Namun, bisa jadi orang dengan kondisi berbeda atau normal juga mengalaminya. Untuk memastikan, ada baiknya kamu segera konsultasi-kan pada psikolog atau psikiater.

Tanggapan

Belum ada

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Konten Terkait

[quads id=1]

Konten Terbaru