8 Fakta Tak Terduga Gunung Semeru Meletus, Alami 8 Kali Gempa

Admin 0 Komentar

Dikabarkan Gunung Semeru mengalami erupsi pada kemarin 4 Desember 2022 dini hari, dimana menyisakan beberapa fakta terkait yang tak terduga.

INDIFFS.COM – Berada di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Gunung Semeru dikabarkan meletus pada Sabtu 4 Desember 2022. Erupsi Gunung Semeru sekitar pukul 02:46 WIB tersebut, menyisakan beberapa fakta tak terduga.

Bahkan, Gunung Semeru terus menunjukkan peningkatan aktivitas vulkanik  dengan luncuran Awan Panas Guguran (APG) dan indikator yang lain. Meski nampak mengejutkan dan menakutkan, reaksi penduduk lereng Gunung Semeru buat geleng-geleng kepala.

Fakta Gunung Semeru Meletus

Melansir dari berbagai sumber, berikut beberapa fakta terkait Gunung Semeru meletus yang mengeluarkan awan panas turun mengarah pemukiman warga sekitar Curah Kobokan.

1. Erupsi pada Dini Hari

Berdasarkan informasi yang di dapat, Gunung Semeru mengalami Erupsi disertai luncuran awan panas guguran (APG) pada Minggu pukul 02.46 WIB. Erupsi terjadi hingga sejauh 7 kilometer, dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 1.500 meter di atas puncak.

Tak hanya itu, situasi tersebut di sekitar Gunung Semeru pun diketahui lewat media sosial yang diunggah oleh beberapa masyarakat sekitar.

2. Jalur Pendakian Ditutup

Semenjak Gunung Semeru meletus pada bulan Desember 2021 lalu, jalur pendakian ditutup. Di kabarkan jalur akan buka kembali pada akhir tahun 2022 atau awal 2023. Namun sayang, lantaran Gunung Semeru kembali erupsi, akhirnya jalur pendakian masih ditutup.

Selain itu, menurut akun resmi BBTN Bromo Tengger Semeru, belum ada keputusan resmi apakah jalur pendakian dan kawasan wisata Gunung Semeru akan di buka kembali dalam waktu dekat ini.

3. Masyarakat Diminta Menjauh Sejauh 13 KM

Gunung Semeru yang kembali erupsi tentunya membuat warga panik. Pasalnya, tepat setahun yang lalu, 4 Desember 2021 Gunung Semeru meletus dan mengakibatkan sejumlah korban luka dan meninggal dunia.

Untuk itu, kini yang dikabarkan erupsi kembali, PVMBG merekomendasikan kepada masyarakat agar tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).

Selain itu, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengeluarkan imbauan kepada seluruh masyarakat agar tidak melakukan aktivitas radius 5 km dari kawah.

4. Status Naik Jadi Awas Setelah Sebelumnya Siaga

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMG) Level 3 atau Siaga naik menjadi Level 4 atau Awas, dan terhitung mulai pukul 12.00 WIB. “Hal ini menunjukkan aktivitas erupsi dan awan panas guguran di Gunung Semeru masih sangat tinggi. Selain berpotensi terjadi awan panas, potensi terjadinya aliran lahar juga masih tinggi mengingat curah hujan yang cukup tinggi di Gunung Semeru.” Abdul Muhari.

5. Ribuan Warga Mengungsi

Pemerintah Prov Jawa Timur, terus melakukan update pasca terjadi erupsi lagi di Gunung Semeru. Selain itu, Gubernur Jawa Timur mengatakan, bahwa hingga kini tercatat 2.219 jiwa telah mengungsi ke posko bencana yang telah disiapkan.

6. 8 Kali Gempa

Erupsi Gunung tersebut pada 4 Desember 2022, membuat kondisi sekitar diselimuti sebanyak 8 kali gempa bumi. Selama erupsi Gunung Semeru pada 00.00-06.00 WIB, sudah tercatat 8 kali gempa letusan dan 1 gempa awan panas guguran.

Tentunya, dengan kondisi tersebut, berarti aktivitas vulkanik berupa erupsi dan APG di Gunung Semeru masih sangat tinggi.

7. Terjadi pada Tanggal yang Sama

Entah kebetulan atau tidak, tanggal erupsinya Gunung Semeru di akhir tahun, sama persisi dengan erupsi Semeru di tahun 2021 silam. Hal ini seolah-olah menandai hari ulang tahun, erupsi besar Gunung Semeru terjadi 4 Desember 2021 dan terulang kembali tanggal 4 Desember 2022.

8. Memiliki Gas Beracun

Semeru dikenal sebagai gunung yang mematikan. Bahkan, Gunung tersebut disebut memiliki gas beracun yang mengandung sulfur dioksida (S2), karbondioksida (Co2), dan hidrogen sulfida (H2S). Terlebih, sebelum pasca erupsi, pendaki dilarang mendaki dari sisi sebelah selatan, karena ada gas beracun dan aliran lahar.

Selain itu, pendaki juga disarankan untuk menghindari datang siang hari di puncak, karena gas beracun dan letusan mengarah ke puncak.

Demikianlah beberapa informasi, mengenai fakta terkait Gunung Meletus yang terjadi di Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur pada 4 desember 2022 kemarin.

Tanggapan

Belum ada

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Konten Terkait

Konten Terbaru