9 Cara Mendidik Anak Laki-Laki yang Baik, Orang Tua Harus Tahu!
Indiffs – Karakter anak laki-laki dan perempuan sangatlah berbeda ada beberapa cara mendidik anak laki laki. Karena anak laki-laki lebih susah diatur dibandingkan anak perempuan.
Anak lelaki juga tampak seperti tidak mendengarkan ketika diarahkan oleh orang tuanya. Orang tua sebaiknya mulai berfikir untuk mendisiplinkan anaknya sejak ia dilahirkan, karena disiplin bukanlah sesuatu yang dapat diperkenalkan pada tahap tertentu. Kebanyakan orang tua membutuhkan disiplin ketika anak laki-laki nya menjadi balita, tentu saja belum terlambat untuk memulai tapi alangkah baiknya jika bisa dimulai sebelumnya.
Cara Mendidik Anak Laki-Laki
Kalau anak bisa meniru perilaku buruk, maka perilaku baik pun bisa ditanamkan. Berikut akan diulas beberapa tips mendidik anak lelaki supaya nantinya dia tumbuh menjadi pria sejati. Seperti apa? Mari simak ulasannya di bawah ini.
1. Pahami Perbedaan Bawaan Anak Laki-Laki
Sama seperti perbedaan antara ibu dan suami, anak laki-laki dan perempuan pun memiliki perbedaan yang berakar dari faktor fisiknya. Saat masih di dalam kandungan, otak janin laki-laki tumbuh lebih lambat dibandingkan janin berjenis kelamin perempuan.
Hal ini masih terus berlangsung saat mereka berusia lima tahun, di mana perkembangan otak anak laki-laki terlambat 20 bulan dibandingkan anak perempuan. Jadi, jangan terlalu risau jika anak perempuan teman pada usia tersebut sudah bisa mewarnai lebih rapi, membantu membereskan mainan, membaca, sementara anak laki-laki ibu masih belum bisa konsisten diajak bekerja sama.
Tidak hanya itu, sesama anak laki-laki pun masih memiliki perbedaan karakter terkait jumlah hormon testosteron nya. Anak dengan kadar testosteron tinggi lebih berpotensi mengalami kesulitan membaca dan berbicara, padahal secara umum anak laki-laki tiga kali lebih sulit membaca dibandingkan perempuan.
Dengan memahami perbedaan bawaan ini, cara ibu mendidik anak laki-laki harus dibedakan dengan cara mendidik anak perempuan (jika ibu memiliki keduanya) dan hindari membandingkan mereka dengan anak perempuan meskipun berada pada usia yang sama.
2. Awasi Tontonan Buah Hati
Di usia 5-12 tahun, melansir Institute for Family Studies, memonitor tontonan yang dilihat anak penting dilakukan orang tua. Tontonan yang mengandung kekerasan dan pornografi tidak bisa lihat secara mentah.
Anak perlu diberi pengetahuan dan memupuk kesadarannya untuk tidak meniru apapun hal negatif yang dilihatnya. Misalnya ketika melihat perlakuan yang tidak hormat, bicarakan tentang hal tersebut dengan buah hati. Tanyakan bagaimana respons nya terhadap tontonan tersebut.
Beri bimbingan tentang empati sesuai dengan pengetahuannya atau perspektif anak. Bantu buah hati laki-laki untuk membangun kesadaran sosial dan hati nurani.
3. Ajarkan Kekuatan Cinta
Anak lelaki juga ingin disayangi oleh ayahnya sebagaimana anak perempuan. Mungkin mereka mulai risih dipeluk ketika beranjak besar di usia belasan, namun anak lelaki sebenarnya selalu merindukan ungkapan sayang dari ayahnya.
Banyak di antara kita mungkin tidak lagi saling mengucapkan kata ‘sayang’ kepada anak yang beranjak dewasa, karena berkaca pada pengalaman sendiri di mana ayah kita juga tidak lagi mengucapkan kata itu di masa remaja kita. Namun hal itu bisa gantikan dengan ungkapan lain yang berarti sayang, seperti ucapan “Hati-hati di jalan ya”, atau “Selamat bersenang-senang ya”. Itu cukup membuat anak merasa disayangi.
Akan tetapi, bila dibiasakan, kata-kata sayang pun tidak akan terdengar canggung, bahkan bila anak kamu dewasa kelak. Bayangkan betapa indahnya bila seorang anak mengatakan pada kita “I love you dad..”.
4. Bantu Mereka Mengontrol Emosinya
Seperti yang sudah disinggung di atas, anak laki-laki memiliki hormon testosteron yang tinggi sehingga ia mudah stres dan sulit menenangkan dirinya. Inilah alasan mengapa kamu harus membantunya untuk belajar mengontrol emosi dan perasaannya.
Dilansir dari Womansday, seorang psikolog yang ahli di bidang terapi remaja, Christine Nicholson, PhD, menyatakan bahwa anak laki-laki tidak perlu takut untuk menunjukkan perasaannya saat ia sedang sedih atau marah. Jangan malah memaksanya untuk menyembunyikan perasaannya.
Menurutnya, orangtua cenderung lebih sering menanyakan perasaan anak perempuannya dibandingkan anak laki-laki nya. Hasilnya, anak laki-laki akan tumbuh menjadi seorang pria yang malu akan perasaannya dan menjadi individu yang tak mampu berkomunikasi dengan baik.
5. Ajari Anak Untuk Menerima Kegagalan
Saat anak laki-laki mampu menerima kegagalannya dengan lapang dada, hal ini akan membuatnya terpacu untuk mencoba lagi dan lagi demi meraih kesuksesan nya. Namun, jika ia bersikap sedih dan murung berkelanjutan, ia akan sulit untuk meraih kesuksesan nya.
Penting bagi orang tua untuk mengajari anak menerima kegagalan dan berusaha lebih keras lagi untuk menggapai kesuksesan. Fokus lah terhadap upaya atau proses pembelajaran anak, bukan hasil akhirnya.
Misalnya, kamu sedang mengajari anak laki-laki naik sepeda. Kemungkinannya, ia akan terjatuh berulang kali. Ini menjadi kesempatan kamu untuk memotivasi mereka agar mau bangkit dan mencoba menaiki sepeda sampai ia mahir mengendarai nya. Tips mendidik anak laki-laki ini dianggap efektif agar anak tidak mudah putus asa.
6. Bantu Anak agar Tidak Menjadi Pemalas
Ingin punya anak laki-laki yang tidak malas dan rajin bekerja? Cobalah untuk tidak terlalu memanjakan anak. Contoh sederhananya adalah saat anak baru bangun tidur. Biarkan ia membersihkan tempat tidurnya sendiri. Setelah itu, minta anak untuk membersihkan tempat tidurnya secara rutin.
Perlu diingat, memasuki usia 3 tahun, anak sudah bisa membantu pekerjaan rumah sederhana, seperti membuang sampah di tempatnya, merapihkan mainan nya, hingga memberi makan untuk hewan peliharaan.
Ini menjadi cara mendidik anak laki-laki usia 3 tahun yang penting untuk diterapkan sejak dini.
7. Menghargai Orang Lain
Sikap menghargai orang lain dapat ditunjukkan dengan berbagai cara, seperti memandang mata lawan bicara ketika mengucapkan terima kasih atau tidak memukul wanita, tidak berkata kasar pada wanita, tidak melecehkan wanita yang harus mulai dibiasakan sejak dini.
8. Ajarkan Untuk Berani Membela Kebenaran
Anak-anak sebaiknya diajarkan untuk memiliki rasa percaya diri saat dia membela kebenaran. Biarkan mereka juga tahu bahwa ayahnya mendukung sikap itu.
Kadang-kadang anak kita terpaksa menerima apa yang dia anggap sebagai ketidakadilan. Misalnya dia dihukum di sekolah padahal bukan dia yang melakukan kesalahan, atau dia dipaksa menerima sebuah pelajaran tanpa ada kesempatan bertanya atau berdiskusi. Untuk itu, biarkan dia membela hak-haknya. Anak-anak perlu diajarkan bahwa ada hal-hal tertentu di dunia ini yang harus ditegakkan.
9. Dengarkan Setiap Pendapat Anak
Selanjutnya yang tidak boleh orangtua sepelekan adalah ketika anak berusaha memberikan pendapatnya. Melalui cara ini, anak akan belajar bagaimana cara menyampaikan pendapat dengan baik.
Tak cukup sampai di situ, anak juga akan belajar bagaimana mendengarkan ucapan dari orang lain. Lalu, mereka akan berusaha memproses nya sebagai bagian dari ilmu atau informasi yang diperoleh.
Memang tak mudah untuk mendidik anak agar memiliki karakter yang yakin dan konsisten. Pentingnya peran orang tua dalam memastikan anak-anaknya dapat bersikap dengan baik. Harus diberikan contoh yang tepat, ya!
Tanggapan
Belum ada