Adab Bertetangga Dalam Islam Demi Terjaga Kedamaian

Admin 0 Komentar

Islam tak hanya mengatur hubungan dengan Nya saja akan tetapi mengatur terhadap sesama mahluk nya termasuk adab bertetangga yang harus dijaga

Indiffs – Setiap umat muslim itu bersaudara, setiap saudara perlu berbuat baik terhadap seseorang. Agama Islam tak hanya mengatur hubungan kita dengan Allah, tetapi juga mengatur hubungan kita dengan sesama, bahkan dengan sesama makhluk. Termasuk bagaimana cara sikap berperilaku atau adab kita terhadap orang sekitar dalam bertetangga salah satunya yang sebaiknya dilakukan. Perintah berbuat baik kepada tetangga ini sebagaimana sabda Nabi SAW,

مَا زَالَ يُوصِينِى جِبْرِيلُ بِالْجَارِ حَتَّى ظَنَنْتُ أَنَّهُ سَيُوَرِّثُهُ

Artinya: “Jibril senantiasa bewasiat kepadaku agar memuliakan (berbuat baik) kepada tetangga, sampai-sampai aku mengira seseorang akan menjadi ahli waris tetangganya” (HR. Al Bukhari).

Adab Bertetangga

Adapun etika atau adab dalam bertetangga yang harus kamu lakukan ialah:

1. Menghormati Tetangga dan Bersikap Baik Kepadanya

Memang berbicara mengenai tetangga ini mencangkup luas, dari tetangga yang muslim dan juga yang kafir, dari teman atau pun lawan orang asing atau penduduk asli, baik yang memberi manfaat atau yang memberi mudharat. Tetapi dengan cara etika yang baik yakni menghormati tetangga dan bersikap baik ini juga akan menimbulkan kedamaian di atas perbedaan yang terikat dalam satu wilayah.

Sebagaimana Diriwayatkan oleh sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassallam bersabda,

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ

Artinya: “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir, maka hendaklah ia memuliakan tetangganya” (Muttafaq ‘alaih).

2. Memelihara Hak Tetangga

Adab bertetangga selanjutnya ialah melindungi dan kehormatannya dari para orang lain yang membuat putus asa, membantu apabila tetangga membutuhkan sesuatu serta menutup aib terhadap kekurangan pada keluarganya.

3. Tidak Mengabaikannya Nasihat Darinya

Berbuat amar ma’ruf nahi munkar dengan hikmah dan nasehat yang baik tanpa fitnah atau teguran, yang disampaikannya terimalah dengan senang hati. Karena dari pada itu menjelaskan bahwa agama adalah nasehat sebagaimana tertuang dalam hadist berikut:

عَنْ أَبِي رُقَيَّةَ تَمِيْمٍ بْنِ أَوْسٍ الدَّارِي رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ قَالَ الدِّيْنُ النَّصِيْحَةُ قُلْنَا : لِمَنْ ؟ قَالَ للهِ وَلِكِتَابِهِ وَلِرَسُوْلِهِ وَلِأَئِمَّةِ المُسْلِمِيْنَ وَعَامَّتِهِمْ – رَوَاهُ مُسْلِمٌ

Dari Abu Ruqayyah Tamim bin Aus Ad-Daari radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Agama adalah nasihat.” Kami bertanya, “Untuk siapa?” Beliau menjawab, “Bagi Allah, bagi kitab-Nya, bagi rasul-Nya, bagi pemimpin-pemimpin kaum muslimin, serta bagi umat Islam umumnya.” (HR. Muslim)

4. Tidak Mengganggunya

Adab bertetangga selanjutnya ialah dengan tidak boleh mengganggu tetangga dengan suara keras yang terdapat pada radio atau televisi, larangan ini juga tertuang dalam hadist berikut yang apabila melakukan hal keburukan tersebut dianggap sebagai golongan yang tidak beriman kepada Allah,

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلاَ يُؤْذِ جَارَهُ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا، أَوْ لِيَصْمُتْ. (رواه البخاري).

Dari Abu Hurairah, ia berkata: Telah bersabda rasulullah SAW: “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka janganlah menyakiti tetangganya, dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka muliakanlah tamunya, dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia berkata yang baik atau diamlah.” (HR. al-Bukhari).

5. Menjaga Adab Bertetangga Selalu Berbagi dalam suka dan duka

Apabila tetangga kita sakit hendaklah kita menjenguknya, dan menanyakan kabar kepadanya jika ia tidak ada serta apabila bertemu ia mengundang kita untuk kehadiran dalam acaranya sebaiknya kita menghadirinya, hal dilakukan supaya mendamaikan hatinya dan mendapatkan cintanya dalam bertetangga.

6. Memperlakukan Tetangga dengan Memberi Makanan yang Kita Masak

Seorang muslim harus berbuat baik kepada tetangganya. Bahkan Rasulullah SAW pernah menganjurkan untuk berbagi makanan meskipun dengan tetangga yang dzolim. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam hadist dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu berikut:

عن أبي ذر الغفاري -رضي الله عنه- قال: (إنَّ خَلِيلِي -صَلَّى اللهُ عليه وَسَلَّمَ- أَوْصَانِي: إذَا طَبَخْتَ مَرَقًا فأكْثِرْ مَاءَهُ، ثُمَّ انْظُرْ أَهْلَ بَيْتٍ مِن جِيرَانِكَ، فأصِبْهُمْ منها بمَعروفٍ

Dari Abu Dzar Al-Ghifari radhiyallahu ‘anhu, dia berkata,”Sesungguhnya orang yang paling kukasihi ﷺ memberi wasiat kepadaku: Bila kamu memasak daging dengan kuah, maka perbanyaklah kuahnya. Lalu lihatlah anggota keluarga tetanggamu. Berilah mereka sebagian dari masakanmu dengan cara yang baik”

7. Tidak Mencari-cari Kekurangannya dan Tidak Merasa Senang dengan Keterpurukannya

Sebagai tetangga yang baik hendaklah berbuat baik dan tidak mencari kesalahan kekurangan tetangga, apalagi sampai membuka aib tetangga. Sebagai mana Firman Allah SWT pada QS. Al-Hujurat : 12,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِّنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا

“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan berprasangka, karena sesungguhnya sebagian tindakan berprasangka adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain”

8. Bersabar Terhadap Gangguan dari Tetangga

Apabila tetangga kita mengganggu kita sebaiknya kita jangan mengganggu balik tetangga kita, bersabar dalam menghadapi gangguan tetangga, atau memilih pindah rumah jika memang hal itu memungkinkan.

Sebagaimana Firman Allah SWT pada QS Al Fushilat: 34,

وَلَا تَسْتَوِى الْحَسَنَةُ وَلَا السَّيِّئَةُ ۗاِدْفَعْ بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُ فَاِذَا الَّذِيْ بَيْنَكَ وَبَيْنَهٗ عَدَاوَةٌ كَاَنَّهٗ وَلِيٌّ حَمِيْمٌ

Artinya: “Dan tidaklah sama kebaikan dengan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antara kamu dan dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia”

Itulah beberapa adab atau etika yang harus di perhatikan bagi seorang muslim dalam bertetangga, agar tercipta keharmonisan dan kedamaian dalam satu wilayah.

Tanggapan

Belum ada

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Konten Terkait

Konten Terbaru