Apa Itu Playing Victim? Istilah Populer yang Viral di Media Sosial
INDIFFS.COM – Playing victim sebenarnya bukan hal baru dalam kehidupan sehari-hari. Namun, istilah ini menjadi populer belakangan di tongkrongan kota-kota besar. Playing victim sendiri merupakan salah satu contoh dari sikap manipulatif.
Apakah kamu sering merasa menjadi korban dalam suatu situasi yang sebenarnya terjadi akibat kesalahanmu? Jika ya, hati-hati. Bisa jadi kamu memiliki sifat playing victim ini. Jika tidak, bukan berarti kamu terhindar dari sifat playing victim. Mungkin saja kamu pernah melakukannya tanpa sadar karena belum memahami apa arti playing victim.
Apa Itu Playing victim?
Playing victim adalah orang-orang yang selalu mengidentifikasi diri sebagai korban dan memiliki keyakinan bahwa orang lain yang menjadi penyebab kesengsaraan yang ia alami, dan biasanya pelaku playing victim ini tidak ingin bertanggung jawab atas segala kesalahannya.
Dalam definisi lain, victim mentality atau playing victim adalah sebuah perilaku seseorang yang merasa dirinya sebagai korban dan melakukan kesalahan yang dilakukannya kepada orang lain. Playing victim selalu punya alasan untuk menyalahkan orang lain dan menghindari tanggung jawab. Orang yang playing victim selalu merasa hal buruk terjadi dan akan terus terjadi. Mereka juga percaya segala upaya untuk menciptakan perubahan akan gagal, jadi tidak ada gunanya mencoba.
Ciri-Ciri Orang Playing Victim
Manusia sering merasa tidak puas pada suatu keadaan dan menjadi korban pada suatu kondisi yang tidak diinginkannya. Ini merupakan hal wajar. Menjadi tidak wajar apabila hal tersebut selalu terjadi dan seseorang tersebut tidak mau melihat gambaran yang lebih besar dari suatu kejadian yang menimpanya.
Melansir dari berbagai sumber, berikut ciri-ciri orang dengan mentalitas playing victim:
-
Tidak Bertanggung Jawab
Ketika berperan sebagai korban, seseorang akan menolak untuk bertanggung jawab atas keadaan yang dialaminya. Sebaliknya, mereka mengarahkan bentuk per-tanggung jawaban kepada orang lain untuk membuat orang lain merasa bersalah.
Terkadang jika kamu menjadi salah satu tempat curhat orang seperti ini, kamu juga perlu menganalisa setiap cerita yang ia sampaikan. Pastikan bahwa yang ia ceritakan benar-benar sesuai persis dengan yang terjadi, karena kadang kamu juga bisa ikut terseret jika mendapatkan informasi yang salah dari pelaku manipulatif. Ingatlah mereka hanya mencari simpatisan untuk berdiri bersamanya.
-
Menyebarkan Energi Negatif
Bisa menjadi sangat melelahkan jika berada disekitar orang manipulatif yang haus belas kasih. Mereka cenderung mencari orang-orang yang mau berada sepihak dengannya dan ikut merasakan apa yang ia rasakan. Mereka juga cenderung bergantung dengan orang lain karena senjata mereka adalah ingin mendapatkan belas kasihan.
Jika kamu merasa sudah mendukung mereka dan memberi mereka saran atau masukan yang berarti namun tidak ada perubahan yang terjadi pada mereka, ini bisa menjadi sangat melelahkan ketika seseorang terus-menerus dalam keadaan negatif dan haus akan belas kasih.
-
Merasa Menjadi Orang Lemah
Tanda ketiga orang playing victim adalah merasa bahwa dirinya lemah. Ketika seseorang menjadi korban, adalah hal wajar jika beranggapan bahwa ia lemah. Akan tetapi, jika hal itu berlangsung terus dan pemikiran itu masih sama, tentu akan menimbulkan perasaan lemah yang dalam. Artinya, ia akan merasa tidak bisa bangkit dan tidak pula memiliki kekuatan untuk mengubah dirinya menjadi orang yang kuat.
-
Tidak Merasakan Kebahagiaan
Berikutnya, ciri yang selanjutnya adalah tidak bisa melihat kebahagiaan yang dirasakan orang lain. Mereka bahkan mungkin akan membenci orang-orang yang terlihat bahagia. Pikiran ini tentunya justru akan melukai mereka sendiri dan membuat ledakan kemarahan, depresi, bahkan hingga perasaan terisolasi.
-
Tidak Pernah Mencari Solusi Akan Masalah yang Dihadapi
Suatu masalah mungkin akan terasa sangat susah sampai kita merasa tidak bisa melewatinya. Namun setidaknya, kita akan melakukan sesuatu hal untuk meringankan nya. Sayangnya, tindakan ini tidak berlaku bagi mereka yang suka victim mentality. Mereka bahkan mungkin menolak bantuan yang ditawarkan orang lain dan memilih untuk meratapi apa yang mereka sedang hadapi.
-
Penuh Drama
Mereka seperti penarik drama ke mana pun mereka pergi. Pada dasarnya, mereka tidak peduli dengan apa yang sedang dialami orang lain. Mereka akan mudah memperbesar masalah yang awalnya tampak kecil.
Mereka mungkin bertengkar dengan orang lain karena hal-hal yang tampaknya kecil sepanjang waktu. Kemudian, mereka menyalahkan orang lain atas drama yang ia juga perbuat di dalamnya.
Tanggapan
Belum ada