Hukum Dan Cara Menghapus Dosa Ghibah
Indiffs – Tanpa disadari, ghibah menjadi perbuatan yang sangat mudah dilakukan. Dalam kehidupan bermasyarakat, perilaku tersebut juga disebut bergunjing atau bergosip. Ghibah dapat membawa kerugian, baik untuk orang lain maupun diri sendiri. Ghibah merupakan perbuatan dzalim yang dilaknat oleh Allah SWT. Oleh sebab itu, ghibah harus dijauhi dalam kehidupan sehari-hari. Nah, bagaimana caranya menghapus dosa ghibah yang telah dilakukan? Simak ulasan berikut ini.
Hukum Ghibah
Sebelum ke cara menghapus dosa ghibah, perlu kita ketahui hukum perbuatan ghibah berikut. Dalam Alquran dijelaskan bahwa melakukan ghibah adalah suatu perbuatan yang dilarang dan dosanya sangat besar, dalam surat Al-Hujarat ayat 12 Allah SWT berfirman:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِّنَ الظَّنِّۖ اِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ اِثْمٌ وَّلَا تَجَسَّسُوْا وَلَا يَغْتَبْ بَّعْضُكُمْ بَعْضًاۗ اَيُحِبُّ اَحَدُكُمْ اَنْ يَّأْكُلَ لَحْمَ اَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ تَوَّابٌ رَّحِيْمٌ
“Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang.”
Hadits lainnya juga menjelaskan larangan ghibah dan konsekuensi yang didapatkan saat hari kiamat kelak. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang berbunyi:
مَنْ سَتَرَ عَوْرَةَ أَخِيهِ الْمُسْلِمِ سَتَرَ اللَّهُ عَوْرَتَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَمَنْ كَشَفَ عَوْرَةَ أَخِيهِ الْمُسْلِمِ كَشَفَ اللَّهُ عَوْرَتَهُ حَتَّى يَفْضَحَهُ بِهَا فِي بَيْتِهِ
“Barang siapa yang menutupi aib saudaranya muslim, Allah akan menutupi aibnya pada hari kiamat, dan barang siapa mengumbar aib saudaranya muslim, maka Allah akan mengumbar aibnya hingga terbukalah kejelekannya di dalam rumahnya.” (HR. Ibnu Majah 2536)
Alangkah baiknya, kita sebagai umat muslim untuk menjauhi perilaku ghibah sebagaimana dalam hadist tirmidzi (1854) Rasulullah SAW bersabda,
حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ مُحَمَّدٍ أَخْبَرَنَا ابْنُ الْمُبَارَكِ عَنْ أَبِي بَكْرٍ النَّهْشَلِيِّ عَنْ مَرْزُوقٍ أَبِي بَكْرٍ التَّيْمِيِّ عَنْ أُمِّ الدَّرْدَاءِ عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ رَدَّ عَنْ عِرْضِ أَخِيهِ رَدَّ اللَّهُ عَنْ وَجْهِهِ النَّارَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ قَالَ وَفِي الْبَاب عَنْ أَسْمَاءَ بِنْتِ يَزِيدَ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ
“Barangsiapa yang menahan ghibah terhadap saudaranya, maka Allah akan menyelamatkan wajahnya dari api neraka kelak pada hari kiamat.” Hadits semakna juga diriwayatkan dari Asma` binti Yazid. Abu Isa berkata; Ini adalah hadits hasan.
Cara Menghapus Dosa Ghibah
Menurut Syekh Abdul Muhsin Al Badr ada tiga cara untuk menghapus dosa ghibah.
1. Memuji orang yang pernah dighibahi
Pertama adalah dengan memuji orang yang pernah dighibahi akan bisa menghapus dosa-dosa kita saat ghibah dulu. “Kita puji dia dihadapan orang atau di majelis dimana kita pernah mengghibah saudara kita tersebut,” kata Syekh Abdul Muhsin Al Badr.
2. Menyebutkan kebaikan orang yang dighibahi
Setelah memuji orang yang pernah digosipkan atau dighibah, kemudian puji kebaikan kebaikan orang tersebut. Memuji kebaikan orang yang pernah digosipkan atau dighibah dihadapan orang yang pernah mendengar orang tersebut digosipkan. Menurut Syekh Abdul Muhsin Al Badr, “Misalkan orang yang kita ghibahi, dighibahi lagi oleh orang lain di majlis tersebut, maka disitulah kesempatan kita untuk mengembalikan nama baik orang yang kita ghibahi atau kita gosipkan,”
3. Mendoakan orang yang dighibahi
Terakhir yaitu dengan cara mendoakan orang yang dighibahi agar selalu diberi kebaikan. Dan sebaiknya meminta maaflah kepada orangnya langsung dan jangan lupa memohon ampun kepada Allah.
Itulah 3 cara menurut Syekh Abdul Al Badr yang bisa kita lakukan.
Tanggapan
Belum ada