Fenomena Hujan Meteor Terjadi pada 29 sampai 31 Juli Tahun Ini
indiffs – Pada akhir Juli ini mulai tanggal 29-31 ini, akan terjadi fenomena hujan meteor Alpha-Capricornids dan Delta-Aquariids. Yakni dimana fenomena astronomi yang terjadi ketika sejumlah meteor terlihat bersinar pada langit malam. Hal itu disampaikan oleh Peneliti Utama bidang Astronomi dan Astrofisika Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Thomas Djamaluddin.
Saat fenomena ini terjadi, hujan meteor Delta-Aquariids akan tampak seperti bintang jatuh atau bintang berpindah. “Hujan meteor ini menampilkan belasan meteor per jam. Debu-debu komet 96P/Machholz diduga menjadi sumber hujan meteor ini,” kata Thomas, dikutip dari liputan6.com.
Kata Thomas fenomena ini astronomi tahunan yang terjadi ketika sejumlah meteor tampak meluncur silih berganti dari titik tertentu di langit. Dan tampak seperti bintang jatuh atau bintang berpindah.
Dilansir dari detik.com beberapa penyebab terjadinya fenomena ini ialah:
- Bertemunya lintasan atau orbit komet dengan orbit Bumi. Pertemuan ini dapat terjadi karena orbit keduanya yang berbentuk elips dan memungkinkan adanya pertemuan waktu antara orbit Bumi dan komet pada saat melintas dekat Bumi.
- Saat komet melewati bagian dalam Tata Surya, cahaya dan panas dari matahari menyebabkan permukaannya melontarkan gas dan debu.
- Pada saat komet melintas dekat Bumi, muncul sebuah energi yang dapat menimbulkan tekanan. Selain itu, ketika komet melintas dapat menyebabkan jumlah meteor yang masuk ke dalam Bumi meningkat drastis.
- Peningkatan drastis inilah yang mengakibatkan meteor kehilangan daya untuk dapat mempertahankan posisinya agar tetap berada di orbitnya. Sehingga dapat menimbulkan hujan meteor di sebagian wilayah Bumi.
“Debu-debu komet yang berukuran kecil kecil memasuki atmosfer bumi lalu terbakar menampakkan seperti bintang jatuh. Walau jumlah meteornya sedikit, kadang-kadang hujan meteor ini menampakkan meteor terang dari sisa-sisa komet yang berukuran lebih besar,” jelas dia.
Thomas menambahkan gabungan dua hujan meteor di langit selatan menjadi daya tarik bagi pengamat langit di Indonesia. Diharapkan, kondisi kemarau dan tanpa gangguan cahaya bulan membuat pengamatan ini lebih menarik.
Cara Pemantauan fenomena dengan mata telanjang yang tengadah ke Langit dengan pandangan yang lebih luas. Dan diharapkan tidak terhalang dengan pohon maupun gedung yang tinggi.
Dilansir dari suara.com, fenomena ini tidak memiliki dampak yang besar hanya memberikan debu debu sisa komet yang telah terbakar saat memasuki atmosfer bumi. yang dimana Meteor tampak seperti bintang jatuh atau bintang berpindah.
Tanggapan
Belum ada