Film Kemerdekaan Indonesia ‘Merah Putih’ Sekawan Beda Agama
Indiffs – Bulan Agustus ini merupakan bulan kemerdekaan, yang dimana diisi dengan bertemakan kemerdekaan ‘merah putih’. Dibulan ini juga biasanya banyak film-film bermunculan seperti film kemerdekaan Indonesia yang berputar tentang perjuangan untuk kemerdekaan Indonesia.
Hal lain yang bisa kita lakukan juga menonton film bertema perjuangan kemerdekaan di Indonesia. Karena, ada banyak film Indonesia menarik yang mengangkat sejarah kemerdekaan Indonesia. Termasuk Film yang berjudul ‘merah putih’ ini.
Dilansir dari rri.co.id, Dalam menyambut hari kemerdekaan RI, bukan salahnya untuk mengenang jasa-jasa pahlawan melalui sebuah film nasional.
Salah satu film kebanggaan Indonesia yakni merah putih. Merah Putih merupakan salah satu film drama sejarah Indonesia yang dirilis pada tahun 2009 dan merupakan bagian pertama dari rangkaian film “Trilogi Merdeka” yang merupakan trilogi film perjuangan pertama di Indonesia.
Pemeran
Film ini disutradarai oleh Yadi Sugandi dan dirilis dengan semboyan “Untuk merdeka mereka bersatu”. Film ini dibintangi antara lain oleh
- Lukman Sardi, (Amir)
- Donny Alamsyah, (Tomas)
- Dayan, (Teuku Rifnu)
- Zumi Zola, (Soerono)
- Marius, (Darius Sinathrya)
- Rahayu Saraswati,
- Astri Nurdin, dan
- Rudy Wowor.
Latar Belakang Film
Latar cerita film ini diambil berdasarkan sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia pada tahun 1947 saat terjadinya peristiwa Agresi Militer Belanda I ke jantung pemerintahan Republik Indonesia di Jawa Tengah. Cerita Merah Putih berputar di sekawanan karakter fiktif yang menjalin persahabatan sebagai kadet dan selamat dari pembantaian oleh tentara Belanda. Mereka kemudian berperang sebagai tentara gerilya di pedalaman dengan diwarnai konflik karena perbedaan sifat, status sosial, etnis, budaya, dan agama.
Sinopsis Film Merah Putih
Amir (Lukman Sardi), Tomas (Donny Alamsyah), Dayan (Teuku Rifnu),Soerono (Zumi Zola), dan Marius (Darius Sinathrya) adalah lima kadet yang mengikuti latihan militer di sebuah Barak Bantir di Semarang Jawa Tengah.
Masing-masing memiliki latar belakang, suku, dan agama yang berbeda. Suatu ketika, kampung tempat mereka berlatih diserang tentara Belanda. Seluruh kadet kecuali Amir, Tomas, Dayan dan Marius terbunuh. Mereka yang berhasil lolos, bergabung dalam pasukan gerilya di pedalaman Jawa. Di sana, mereka menemui strategi untuk mengalahkan banyak pasukan Belanda.
Diawali dari pendaftaran untuk masuk menjadi pasukan perwira. Usai mereka semua diterima, mereka pun tinggal di asrama dan harus terus berlatih.
Selama di asrama, Thomas dan Marius selalu saja menimbulkan konflik. Dimulai dari kejadian yang dimana kalung salib Thomas yang disembunyikan hingga ditemukannya botol minuman alkohol milik dari Marius oleh senior mereka.
Segera mereka akhirnya bersatu dan suatu ketika sebelum beristirahat, seketika Captain mereka memanggil Amir dan Soerono. Ternyata mereka dinaikkan pangkatnya. Soerono kini menjadi letnan satu sementara Amir menjadi letnan dua. Usai menyelesaikan pendidikan di asrama, mereka pun semua diijinkan bertemu dan mencari pasangan.
Pertempuran segera dimulai ketika mereka sedang berpesta, seketika pasukan Belanda menyerang. Banyak korban berjatuhan dan pertempuran terus berlangsung, Letnan Soerono gugur bersama dengan captain dan beberapa perwira lain. Pasukan yang tersisa merasa putus asa menganggap perang telah berakhir.
Thomas, Marius, dan Letnan Amir serta pasukan orang-orang Hindu tidak tahu apa yang harus dilakukan. 4 orang melawan banyaknya pasukan musuh. Semangat dan nasehat dari perwira Hindu, selanjutnya mereka mempunyai ide membuat jebakan untuk orang-orang Belanda yang akan pergi menuju Lamongan Lor di waktu itu.
Mereka berempat yang dibantu beberapa penduduk sekitar mereka mampu membunuh para pasukan dan menahan pemimpin Belanda. Dengan pasukan pantang menyerah akhirnya mereka berhasil menaklukkan pasukan Belanda sekaligus mampu mempertahankan NKRI.
Itulah Sinopsis dari film yang berjudul ‘Merah Putih’ yang dimana sekawan yang menjalin persahabatan sebagai kadet yang selamat dari pembantaian oleh tentara belanda.
Tanggapan
Belum ada