Hati-Hati! Trauma di Masa Kecil Bisa Hantui Anak Seumur Hidup

Admin 0 Komentar

Trauma masa kecil akan memberi efek buruk yang berlangsung seumur hidup. Karenanya, penting diketahui mengenali tanda-tanda secara psikologis

INDIFFS.COM – Tidak jarang ditemukan orang yang merasa hidupnya sengsara karena masih belum selesai dengan masa lalu. Dimana ia memiliki trauma di masa kecil yang pernah di alami, sehingga membuatnya hidup dalam keterpurukan.

Tentunya trauma ini bisa membuat pengalaman hidup seseorang menjadi lebih seram. Sehingga, pengidap nya pun mungkin akan mengalami kesulitan tidur hingga mengganggu aktivitasnya sehari-hari.

Terlebih trauma pada masa kecil, tidak bisa hilang begitu saja setelah beranjak dewasa. Ia perlu perlakuan khusus agar reda atau tidak akan mengganggu bahkan membahayakan bagi keseharian nya.

Bahkan, penyebabnya akan nampak ketika ia tumbuh dewasa, dimana ia akan bersikap beda seperti seseorang pada umumnya. Hal ini karena trauma pada saat kecil tidak bisa disepelekan begitu saja.

Tanda Trauma di Masa Kecil

Meskipun tanda di setiap orang berbeda-beda, namun setidaknya ada berapa tanda yang bisa dikenali. Simak selengkapnya di bawah ini:

1. Sulit Menjadi Diri Sendiri

Sebuah luka emosional yang terbawa-bawa hingga dewasa nyatanya akan membuatnya sulit untuk menjadi diri sendiri. Hingga pada akhirnya ia akan menciptakan dirinya yang palsu. Hal tersebut dilakukan tidak lain karena ingin menjadi sosok yang disenangi oleh orang-orang di sekitar dan memunculkan perasaan dicintai dan diperhatikan.

Karena pasalnya seseorang yang memiliki trauma sangat membutuhkan kasih sayang dan kepedulian. Namun, sangat disayangkan hal tersebut bukanlah solusi yang tepat, karena akan menghambat kematangan dirinya.

2. Perilaku Pasif Agresif

Pasif agresif ini merupakan cara seseorang untuk mengekspresikan perasaan negatif, seperti marah dan kecewa, secara tersirat atau tidak langsung. Tentunya ini menjadi salah satu tanda seseorang pernah mengalami trauma pada saat kecilnya.

Pasalnya gangguan ini memang sudah lama berdiri di mana ambivalensi terhadap diri sendiri dan orang lain diekspresikan dengan ekspresi pasif dari negativisme yang mendasarinya.

3. Selalu Menganggap Diri Sebagai Korban

Selanjutnya jika seseorang memiliki trauma pada saat kecilnya cenderung ia akan memposisikan diri sebagai korban. Meskipun ia telah tumbuh dewasa, ia akan merasa masih ada di posisi korban yang sulit untuk diubah. Tentunya bayangan yang pernah terjadi di masa kecil tersebut akan ada dan mempengaruhi cara pandangnya dalam menghadapi suatu persoalan hidup.

4. PTSD Kompleks

PTSD atau post traumatic stress disorder merupakan gangguan stres pasca trauma yang dapat mempengaruhi mental. Ini menjadi tanda seseorang yang pernah mengalami trauma di waktu kecilnya. Hal ini bisa dilihat dari adanya depresi, kecemasan, selalu bermasalah dengan pengendalian emosi atau bahkan keinginan untuk menyakiti diri sendiri.

5. Mood Swing

Mood swing atau ketidakstabilan emosi  merupakan gejala psikologis yang dialami mereka yang punya trauma pada waktu kecilnya. Hal ini terjadi karena semasa kecilnya ia tidak bisa mengungkapkan atau mengekspresikan emosinya dengan tepat. Hingga pada akhirnya, gangguan psikis ini terbawa sampai dirinya dewasa.

7. Trust Issues

Seseorang yang memiliki trauma di waktu kecilnya bisa di tandai dengan trust issues. Ini dimana prang tersebut sulit untuk mempercayai orang lain.Bukan hanya sekedar dalam hubungan percintaan, tapi juga dalam lingkup pertemanan dan pekerjaan. Tentunya kejadian menyakitkan di masa lalu memang sering kali membuat korban mengalami semacam mixed feeling atau perasaan campur aduk.

Cara Mengatasi Trauma di Masa Kecil

Trauma di waktu kecil ini sangat berpengaruh bagi pertumbuhannya ketika dewasa nanti. Terlebih ia akan sulit mencari jatidirinya. Untuk itu, lakukan beberapa hal ini agar anak tidak mengalami trauma di waktu kecilnya.

Menjadi Support System yang Baik

Tugas seorang orang tua ialah memberikan dukungan moral dengan menjadi support system yang baik. Cobalah untuk mendengarkan dengan baik apa pun yang mereka bicarakan. Usahakan untuk selalu berada di sampingnya di masa-masa kritis, terutama ketika anak mengalami anxiety attack.

Mengajari Anak Untuk Mengelola Emosinya

Cobalah untuk membiarkan anak mengekspresikan apa pun yang dirasakannya tanpa batasan tertentu. Misalnya dengan larangan seperti “Jangan nangis, kan kamu sudah besar.” Tentunya kebiasaan seperti ini merupakan bentuk pengabaian emosi.

Hingga akhirnya ia pun akan lebih suka memendam semuanya sendiri. Emosi yang bertumpuk ini suatu hari akan meledak dan bukan tidak mungkin malah akan melukai orang-orang sekitarnya. Untuk itu, penting bagi orang tua untuk selalu mengajari anak dalam mengelola emosinya.

Bangun Rasa Percaya Diri Anak

Seseorang yang pernah mengalami trauma di waktu kecilnya ia tidak akan percaya diri terhadap sesuatu yang akan dilakukannya. bahkan mereka akan cenderung menganggap hal-hal buruk yang terjadi padanya disebabkan karena kesalahannya sendiri. Untuk itu, perlu membimbing anak untuk tetap mempunyai rasa percaya dirinya, dengan mendorong bakat dan kelebihannya.

Itulah beberapa tanda yang bisa diketahui bahwa ia memiliki trauma di masa kecilnya.

Tanggapan

Belum ada

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Konten Terkait

[quads id=1]

Konten Terbaru