Kanker Serviks: Gejala, Penyebab Serta Cara Pencegahan!

Admin 0 Komentar

Kanker serviks adalah kanker yang muncul pada sel-sel di leher rahim. Kanker ini terjadi saat ada sel-sel di leher rahim alias serviks.

Indiffs – Gejala dan tanda awal kanker serviks perlu diketahui sebelum memasuki stadium yang lebih parah. Dengan mengetahui gejala awal kanker ini, setidaknya wanita bisa melakukan langkah preventif sebelum timbul masalah lebih serius.

Apa Itu Kanker Serviks?

Kanker serviks adalah kanker yang muncul pada sel-sel di leher rahim. Kanker ini terjadi saat ada sel-sel di leher rahim alias serviks yang tidak normal, dan berkembang terus dengan tidak terkendali. Sel-sel abnormal ini dapat berkembang dengan cepat, sehingga mengakibatkan tumbuhnya tumor pada serviks. Tumor yang ganas ini kemudian akan berkembang dan menjadi penyebab kanker serviks.

Kanker serviks adalah salah satu jenis kanker yang paling banyak menelan korban pada wanita di seluruh penjuru dunia. Menurut data Kementerian Kesehatan RI, setidaknya dilaporkan ada 15.000 kasus kanker serviks setiap tahunnya yang terjadi di Indonesia. Sayangnya, deteksi dini seperti dengan tes pap smear rutin masih belum menjadi perhatian umum. Apalagi kanker ini juga tidak akan menunjukkan gejala pada tahap awal. Gejala baru muncul saat kanker sudah mulai menyebar dan memasuki tahap stadium lanjut. Dalam banyak kasus, kanker serviks ini juga berkaitan erat dengan infeksi menular seksual (IMS).

Gejala

Kanker serviks stadium awal kemungkinan besar tidak ada gejala. Adapun gejala kanker serviks yang lebih dari stadium 1 ditandai oleh beberapa ciri, seperti:

  • Keputihan dalam jumlah yang banyak dan berbau
  • Perdarahan vagina ketika melakukan hubungan seksual (contact bleeding)
  • Perdarahan tidak wajar dari vagina padahal sedang tidak haid
  • Siklus menstruasi tidak teratur dan cenderung menjadi lebih panjang
  • Rasa sakit pada panggul (di perut bagian bawah), pinggang (punggung bawah) atau kaki.
  • Hilangnya nafsu makan sehingga menyebabkan berat badan menurun
  • Badan terasa lemas dan mudah lelah

Ketika kamu sudah merasa mengalami ciri-ciri kanker serviks tersebut, sebaiknya segera mengunjungi dokter untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Jangan mengabaikan gejala yang muncul karena bisa memperburuk kondisi sehingga kamu bisa kehilangan kehilangan kesempatan untuk memperoleh perawatan yang efektif.

Penyebab Kanker Serviks

Penyebab kanker serviks hingga saat ini masih belum diketahui. Namun, penelitian menunjukkan lebih dari 99% kasus kanker ini terkait dengan HPV (human papilloma virus).

HPV adalah kelompok virus yang menginfeksi leher rahim. Virus ini umumnya menular melalui hubungan seksual. Namun, tidak semua HPV menyebabkan kanker ini. Dari 100 lebih tipe virus HPV, hanya 15 tipe yang terkait dengan kanker serviks, terutama HPV 16 dan HPV 18.

Seseorang akan lebih berisiko tertular infeksi HPV dan mengalami kanker serviks jika:

  • Mulai berhubungan seks di usia dini
  • Memiliki lebih dari satu partner seksual
  • Memiliki daya tahan tubuh lemah (misalnya akibat HIV/AIDS)
  • Menderita infeksi menular seksual, seperti gonore, klamidia, dan sifilis

Infeksi HPV sebenarnya dapat sembuh dengan sendirinya. Namun, pada sebagian wanita, infeksi HPV memicu kondisi pra-kanker yang disebut dengan displasia serviks. Jika tidak segera ditangani, kondisi pra-kanker ini bisa berkembang menjadi kanker dalam 5–30 tahun.

Selain infeksi HPV, ada beberapa faktor lain yang diketahui bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami kanker serviks, yaitu:

  • Merokok
  • Mengonsumsi pil KB selama 5 tahun atau lebih
  • Melahirkan lebih dari 5 anak atau melahirkan di bawah usia 17 tahun
  • Mengonsumsi obat pencegah keguguran (dietilstilbestrol) dalam masa kehamilan

Pencegahan

1. Melakukan vaksinasi HPV

Vaksinasi HPV adalah salah satu cara paling efektif untuk mencegah infeksi virus HPV yang dapat menyebabkan kanker serviks.

Pemberian vaksin HPV dianjurkan pada remaja wanita usia 10–13 tahun. Kendati demikian, vaksin HPV juga bisa diberikan untuk wanita hingga usia 26 tahun atau sebelum aktif secara seksual.

Yang perlu kamu ingat, vaksin kanker ini dilakukan sebagai tindakan pencegahan. Ini artinya, vaksin HPV tidak mampu mengobati infeksi atau penyakit yang sudah ada. Oleh sebab itu, kamu perlu melakukan vaksinasi HPV sedini mungkin agar terhindar dari risiko infeksi HPV.

2. Melakukan pemeriksaan pap smear

Pemeriksaan pap smear adalah prosedur medis yang dilakukan untuk mendeteksi kanker ini sejak dini. Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan secara berkala oleh wanita yang telah aktif berhubungan seksual.

Sejak usia 21 tahun, kamu sudah perlu melakukan pap smear setidaknya 3 tahun sekali hingga usia 65 tahun.

Setelah melakukan pap smear dan hasilnya keluar, jangan lupa untuk mengikuti rekomendasi selanjutnya dari dokter, misalnya melakukan pap smear kembali setelah 6 bulan atau menjalani pemeriksaan lanjutan, seperti pemeriksaan kolposkopi.

3. Melakukan hubungan seksual yang aman dan sehat

Seperti yang disebutkan sebelumnya, virus HPV umumnya menyebar melalui kontak seksual, terutama kontak seksual yang berisiko, seperti hubungan seks berganti-ganti pasangan atau tidak menggunakan kondom sebagai pengaman.

Meski tidak 100% melindungi, melakukan hubungan seksual dengan memakai kondom bisa membantu mengurangi risiko penyebaran infeksi HPV. Namun, akan lebih baik lagi jika kamu setia pada satu pasangan seksual saja, ya.

Selain itu, hindari juga penggunaan sex toys bergantian dengan orang lain, sebab hal ini juga bisa meningkatkan risiko infeksi HPV.

Beragam cara mencegah kanker serviks di atas sebaiknya segera kamu terapkan di dalam kehidupan sehari-hari. Kemudian, jangan lupa juga untuk menerapkan gaya hidup sehat, seperti berolahraga secara rutin, menjaga berat badan sehat, tidak merokok, dan mengonsumsi banyak buah dan sayur,

Selain itu, segera periksa diri ke dokter jika kamu mengalami keluhan berupa rasa sakit saat berhubungan seksual, muncul perdarahan setelah melakukan hubungan seksual, atau perdarahan menstruasi yang berlangsung lama, berlebihan, atau terjadi kembali sesaat setelah selesai haid.

Tanggapan

Belum ada

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Konten Terkait

[quads id=1]

Konten Terbaru