Kasus Obesitas Di Indonesia Melonjak 10 Tahun Terakhir

Admin 0 Komentar

Kasus obesitas akhir-akhir ini banyak menyita perhatian publik. Kemenkes RI melaporkan kasus ini di Indonesia melonjak 10 tahun terakhir.

INDIFFS.COM – Kasus obesitas akhir-akhir ini banyak menyita perhatian publik. Kementerian Kesehatan RI melaporkan kasus obesitas di Indonesia ternyata melonjak dalam kurun 10 tahun terakhir. Dibandingkan data 2007 di 10,5 persen, Riskesdas 2018 mencatat prevalensi kasus obesitas mencapai 21,8 persen di 2018.

Obesitas Di Indonesia

Kementerian Kesehatan menyebut sedikitnya ada dua faktor yang melatarbelakangi pemicu obesitas semakin tinggi, salah satunya berkaitan dengan berkurangnya aktivitas fisik di daerah urban minim ruang publik untuk berolahraga.

Belum lagi, sarana modern teknologi tinggi menjadi alasan banyak remaja mulai tidak aktif bergerak, terutama mereka yang berada di perkotaan. Padahal, obesitas bisa memicu beragam komplikasi.

Mengingat obesitas sebagai pintu masuk bagi berbagai Penyakit Tidak Menular (PTM), maka perlu dilakukan upaya pencegahan dan penanggulangan. Pencegahan obesitas dengan menyeimbangkan jumlah energi yang masuk dengan yang dikeluarkan.

Dalam peringatan Hari Obesitas Sedunia 2019, turut dilaksanakan sosialisasi pengukuran Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan cara mengukur Tinggi Badan (TB), Berat Badan (BB) dan Lingkar Perut (LP) setiap bulan. Dengan memberikan kartu pantau berat badanku, masyarakat semakin mudah mengetahui status IMT secara mandiri dan melakukan apa yang disarankan didalam kartu tersebut.

Menurut Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes Eva Susanti, obesitas berkontribusi pada penyebab kematian akibat penyakit kardiovaskular yakni 5,87 persen dari total kasus. Ini juga berpengaruh pada angka kasus diabetes dan ginjal yakni 1,84 persen dari total kasus kematian.

Pemerintah berupaya agar prevalensi kasus tetap berada di 21,8 persen pada 2024. Eva menyebut masyarakat juga perlu andil dalam memahami risiko atau fatalnya obesitas.

“Rencana aksi nasional perlu dibangun untuk mengambil tindakan proaktif dan berbasis bukti guna mencegah dan mengatasi obesitas,” bebernya, dikutip dari Antara.

Belakangan ada tiga laporan kasus yang disorot terkait obesitas. Selain Muhammad Fajri berbobot 300 kg yang meninggal dunia, ada dua kasus lain yakni pria di Tangerang berinisial (CR) berbobot 200 kg dan remaja di Jakarta Timur dengan berat 230 kg.

Tanggapan

Belum ada

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Konten Terkait

[quads id=1]

Konten Terbaru