Kebocoran Data Lagi, 1.3 Miliar Data Registrasi SIM Dicuri Hacker
Indiffs – Setelah dua pekan lalu, data Indihome milik Telkom dan Perusahaan Listrik Negara (PLN) dikabarkan bocor. Baru-baru ini Indonesia dihebohkan kembali dengan kabar kebocoran data registrasi kartu SIM dari database Kominfo.
Diketahui dugaan kebocoran data pribadi tersebut dijual di situs Breached forum. Data bocor tersebut mencapai ukuran yang cukup fantastis sekitar 87 GB. Penjual dengan nama akun @Bjorka tersebut menuliskan dengan harga US$50 ribu atau setara Rp774 juta.
Memang jika dikalkulasi, jumlah penduduk Indonesia tidak mencapai angka tersebut. Berdasarkan data dari Bank Dunia, Indonesia memiliki jumlah populasi 273,5 juta (per 2020), atau 275,77 juta jiwa hingga pertengahan 2022. Namun, ketika kita melihat fakta yang ada di sekeliling kita, banyak orang yang menggunakan SIM card lebih dari satu. Data tersebut juga mungkin adalah kumpulan data yang sebagian sudah kadaluwarsa atau nomor ponsel yang sudah kadaluwarsa.
Sebelumnya, Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (KEMKOMINFO) telah mengeluarkan peraturan yang mewajibkan semua pengguna kartu SIM prabayar untuk mendaftarkan nomor teleponnya dengan Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga (KK) yang masih berlaku. Peraturan ini mulai berlaku semenjak 2017 sampai sekarang.
Hal ini di sampaikan oleh salah satu pengguna akun twitter yang melaporkan melalui screenshot foto. Ia menunjukkan bahwa ada 1,3 miliar data pendaftaran SIM card atau kartu ponsel di Indonesia bocor. Data pendaftaran tersebut meliputi NIK, nomor telepon, nama penyedia layanan (provider), dan tanggal pendaftaran.
Terdapat database dari hasil kebocoran data kartu SIM tersebut dan terlihat pula NIK pemilik kartu SIM, no telepon, penyedia dan tanggal pendaftaran yang ditampilkan.
Akun tersebut pula membagikan ada 2 juta data yang berhasil di kumpulan sejak tahun 2017 hingga 2020. Serta diketahui operator sampel data tersebut adalah Telkomsel, Indosat, Tri, XL dan Smartfren.
Penjual dengan nama akun @Bjorka tersebut menyatakan dan mendapatkan data ini dari Kominfo Indonesia. dari salah satu pengguna twitter @Rifki.
Pakar keamanan teknologi Vaksincom Alfons Tanujaya mengatakan bahwa telah mengecek data-data tersebut secara random. Dan hasilnya, “data dan nomor valid,” kata dia.
Sampai berita ini diturunkan, pihak Kemenkominfo belum juga memberikan tanggapan terkait dugaan kebocoran data ini.
Tanggapan
Belum ada