Keteladanan Fatimah Az-Zahra, Dapat Dijadikan Pembelajaran

Admin 0 Komentar

Fatimah Az-Zahra adalah putri Rasulullah SAW. yang memiliki banyak keteladanan sehingga dapat dijadikan sebagai pembelajaran untuk kita.

INDIFFS.COM –  Fatimah Az-Zahra adalah putri dari pernikahan Rasulullah SAW dengan Khadijah binti Khuwalid. Fatimah Az-Zahra binti Muhammad lahir pada tahun ke-5 setelah kenabian atau pada 606 M. Karena tumbuh dalam keadaan sulit, Fatimah menjadi perempuan tegar, kuat, dan penuh kesabaran. Dalam keteladanan Fatimah Az-Zahra, dapat kita jadikan sebagai pembelajaran.

Keteladanan Fatimah

Fatimah Az-Zahra adalah putri Rasulullah SAW yang memiliki kisah hidup inspiratif. Berikut adalah kisah keteladanan Fatimah Az-Zahra yang dapat dijadikan sebagai pembelajaran:

1. Dermawan

Ketaatannya kepada Allah SWT ia wujudkan dengan perilakunya sehari-hari terhadap sesama manusia. Fatimah bahkan pernah menyedekahkan kalung hadiah pernikahannya dengan Ali bin Abi Thalib kepada seorang musafir.

Pada suatu masa, seorang musafir datang ke hadapan nabi. Ia meminta bantuan karena kehabisan makanan, ongkos pulang, serta pakaian. Mendengar hal itu, nabi meminta orang tersebut untuk mendatangi Fatimah. “Pergilah ke tempat yang dicintai Allah dan Rasulnya. Dia lebih mengutamakan Allah daripada dirinya sendiri, itu lah Fatimah, putriku.”

Lalu musafir pun menemui Fatimah. Sayangnya, Fatimah saat itu tidak memiliki makanan dan uang untuk diberikan kepada musafir itu. Kemudian Fatimah ingat, ia memiliki kalung hadiah pernikahan dari sang suami. Dengan ikhlas Fatimah menyedekahkan kalung tersebut. Fatimah mengatakan, “Jualah kalung ini! mudah-mudahan harganya cukup untuk memenuhi kebutuhanmu.” Singkat cerita, kalung itu berhasil dijual musafir untuk memenuhi kebutuhannya.

2. Sederhana dan Pekerja Keras

Pernikahannya dengan Ali bin Abi Thalib dilalui dengan banyak tantangan. Meskipun dari keluarga yang terpandang, Fatimah tidak menjadi sosok yang hidup mewah dan bergelimang harta. Masalah finansialnya dirasakan oleh kedua pasangan ini. Akan tetapi, Fatimah tetap memupuk rasa syukur dan bekerja keras untuk membantu sang suami memenuhi kebutuhan rumah tangga sehari-hari.

3. Tak Gentar Menemani Rasulullah

Di usia belia, Fatimah dihadapkan pada kenyataan bahwa ayahnya mengemban tugas berat sebagai rasul Allah. Setelah Khadijah meninggal, Fatimah dengan setia mendampingi ayahnya untuk menggantikan peran ibunya. Itulah sebabnya ia terkenal dengan sebutan Ummu Abiha (anak yang menjadi seperti ibu bagi ayahnya).

Di awal kenabian saat Rasulullah menunaikan ibadah di depan Ka’bah, ia diganggu oleh sekumpulan orang Quraisy. Ketika Nabi Muhammad bersujud, orang-orang itu menumpahkan kotoran unta di punggungnya. Fatimah yang saat itu masih kecil segera berlari menuju ayahnya. Tanpa rasa takut, ia menghardik orang Quraisy yang mengganggu ayahnya. Tidak berhenti sampai di situ, Fatimah juga terjun ke medan perang, termasuk saat perang Uhud. Ia membantu kaum muslimin dengan mempersiapkan logistik, menyediakan air minum, serta merawat yang terluka.

4. Lembut dan Santun

Siti Fatimah az-Zahra atau yang berarti “gadis yang lembut hatinya dan selalu berseri-seri” adalah anak dari pernikahan Rasulullah SAW dengan Khadijah binti Khuwalid. Sebagaimana arti namanya, Fatimah tumbuh menjadi perempuan yang lembut dari tutur kata hingga perbuatannya.

Dalam suatu masa, Aisyah bahkan pernah mengatakan, “Tidak pernah aku melihat seseorang yang lebih mirip cara bicaranya seperti Rasulullah seperti Fatimah”. Selain itu, ada banyak kisah yang merangkum bagaimana hubungan harmonis antara Fatimah dengan ayahnya. Dikisahkan bahwa ia selalu menyambut kedatangan ayahnya dengan ramah dan menciumnya.

Demikianlah keteladanan Fatimah Az-Zahra yang dapat dijadikan pembelajaran, semoga bermanfaat.

Tanggapan

Belum ada

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Konten Terkait

[quads id=1]

Konten Terbaru