Mengenal Alexithymia, Kesulitan Dalam Mengungkapkan Emosi
INDIFFS.COM – Setiap orang pasti memiliki emosi, namun tidak semua orang bisa mengungkapkan emosi. Nah, dalam hal ini apabila seseorang mengalami kesulitan dalam mengungkapkan emosi itu berarti orang tersebut mengalami Alexithymia.
Terlebih ketika seseorang tengah mendapatkan kabar gembira namun ia kesulitan dalam menjawabnya. Seperti “Bagaimana perasaanmu”, dan cenderung ia kesulitan dalam berempati dan menjawab pertanyaan tersebut.
Tentunya ini perlu dicatat bahwa kondisi ini merupakan kondisi kejiwaan dan bukan gangguan mental ataupun penyakit. Meski gejala nya tidak dapat dijelaskan, namun keberadaan nya menjadi salah satu fenomena psikologis yang sering terjadi.
Tanda Alexithymia
Melansir dari berbagai sumber, ada beberapa gejala atau tanda seseorang yang mengalami kondisi psikologis ini, diantaranya:
- Sulit menanggapi emosi orang lain
- Memiliki kemampuan yang terbatas dalam ber-fantasi dan ber-imajinasi
- Memiliki gaya berpikir yang logis, kaku, serta tidak memperhitungkan emosi
- Memiliki kemampuan strategi coping yang buruk saat menghadapi stres
- Kurang mampu memerhatikan kepentingan atau kebutuhan orang lain
- Memiliki kepribadian yang kaku dan sulit bercanda
- Kurang puas dalam banyak hal di hidupnya
- Sulit memahami perasaan dan emosi
- Sulit mengungkapkan dan mengomunikasikan perasaan kepada orang lain
- Mempersulit orang lain untuk mengidentifikasi dan merespons emosi nya
Penyebab Alexithymia
Untuk penyebab alexithymia ini sebenarnya belum diketahui pasti, namun ada kemungkinan kondisi psikologis ini disebabkan oleh genetik. Disamping itu ada beberapa penyebab lain, diantaranya:
1. Autisme
Penyebab kondisi psikologis ini terjadi, sering dikaitkan dengan autisme. Autisme ini merupakan gangguan perkembangan serius yang mengganggu kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi.
Bahkan, menurut penelitian tahun 2018 menunjukkan hasil bahwa alexithymia adalah penyebab dan akibat perilaku autis. Ini berarti alexithymia berhubungan dengan autisme.
2. Depresi
Selanjutnya kondisi psikologis ini sering dikaitkan dengan depresi. Ada sebuah penelitian yang menyatakan bahwa antara 32 hingga 51 persen orang dengan gangguan depresi juga memiliki alexithymia.
3. Trauma
Penyebab selanjutnya, ialah karena pernah mengalami trauma, terutama pada saat masa kanak-kanak. Tentunya trauma ini jika tidak diobati akan menyebabkan perubahan pada otak yang dimana nantinya akan menyulitkan anak untuk merasakan dan mengidentifikasi emosi di kemudian hari.
4. Kehilangan Fungsi Insula
Insula merupakan bagian otak yang terkait dengan pemrosesan emosi, serta sensasi nyeri dan hangat. Tentunya jika seseorang kehilangan fungsi insula ini akan menyebabkan alexithymia. Dimana seseorang akan sulit berempati, baik dengan orang lain ataupun diri sendiri.
5. Kondisi Penyakit Lainnya
Ada sebuah penelitian yang menunjukkan bahwa beberapa kondisi mungkin berkaitan dengan penyakit dan cedera neurologist tertentu. Diantaranya, penyakit Alzheimer, Distonia, Epilepsi, penyakit Huntington, Sklerosis ganda, penyakit parkinson, cedera otak traumatis atau bahkan karena pukulan.
Cara Mengobati Alexithymia
Melansir dari berbagai sumber, menyatakan bahwa hingga saat ini tidak ada penanganan yang dikhususkan untuk alexithymia. Penanganan yang diberikan dokter tergantung kebutuhan pasien secara keseluruhan atau kondisi lain yang mengiringi alexithymia.
Namun, pada dasarnya kondisi psikologis yang satu ini sama halnya dengan depresi. Dimana gangguan ini dapat di terapi dengan cara konsultasi untuk mengembalikan rasa percaya dirinya saat bersosialisasi dengan orang lain.
Selain itu, ada beberapa terapi yang kemungkinan dapat membantu proses penyembuhan, diantaranya:
-
Terapi Perilaku Kognitif
Melakukan terapi perilaku kognitif atau yang kita kenal dengan “Cognitive Behavioural Therapy” (CBT). Dalam terapi ini, kita akan diobati secara bertahap untuk menghadapi hal-hal yang kita takuti. Selain itu, kita juga diyakinkan bahwa tidak akan ada hal buruk yang terjadi jika kita bisa melawan ketakutan kita.
-
Terapi Berkelompok
Terapi ini memiliki kegunaan untuk menghilangkan perasaan sendiri atau ter-isolasi pada diri pasien. Sehingga ini bisa membantu menghilangkan kecemasan yang dia rasakan dan mendorongnya untuk mau membicarakan isi hatinya.
-
Psikoterapi atau Terapi Bercerita
Seperti yang telah diketahui, bahwa psikoterapi memiliki tujuan untuk memperkuat motivasi penderita alexithymia agar mereka dapat melakukan hal yang benar. Dimana psikolog dapat membantu seseorang yang menderita mengarahkan pada pilihan terapi yang tepat, untuk meningkatkan keterampilan pengelolaan perasaan.
Itulah informasi mengenai kondisi psikologis alexithymia, disertai beberapa cara mengatasinya. Namun, tetap dalam kondisi yang parah ini perlu dikonsultasi-kan pada dokter, agar mendapatkan penanganan yang tepat.
Tanggapan
Belum ada