Mengenal Quiet Quitting: Penyebab dan Cara Menghindarinya

Admin 0 Komentar

Ketahui apa itu Quiet Quitting yang sering dikaitkan dengan prinsip bekerja anak muda gen Z yang tanpa disadari memicu dampak lainnya.

INDIFFS.COM – Istilah quiet quitting baru-baru ini telah ramai diperbincangkan. Terlebih, istilah ini sering dikaitkan dengan Dunia pekerjaan seseorang. Yang mana karyawan lebih memilih untuk bekerja seperlunya sesuai cakupan tanggung jawab dan tingkatan gaji.

Pada dasarnya istilah ini merupakan bentuk perlawanan terhadap hustle culture yang dianggap berbahaya bagi kesehatan mental maupun fisik pekerja. Ini menjadi sebuah prinsip yang menggambarkan kebiasaan, di mana seseorang harus bekerja sesuai porsinya untuk mengejar promosi jabatan atau harapan akan digaji lebih.

Lantas apa sebenarnya itu quiet quitting, dan adakan dampak yang diberikan? Untuk itu, simak artikel berikut ini!

Apa itu Quiet Quitting?

Mengutip dari The Guardian, quiet quitting merupakan sebutan untuk sebuah prinsip di mana pekerja bertugas sesuai porsinya. Selain itu, istilah ini juga menunjukkan kebiasaan kerja yang sesuai dengan jam serta alokasi kerja yang telah disetujui sejak awal rekrutmen.

Dalam artian suatu sikap seseorang yang berhenti melakukan pekerjaan yang ekstra dalam mengerjakannya. Singkatnya, pekerja yang menerapkan prinsip ini masih tetap mengerjakan seluruh tanggung jawabnya, hanya saja sesuai porsi yang dimiliki.

Biasanya seseorang yang menerapkan prinsip ini bertujuan untuk mendapatkan keseimbangan hidup antara bekerja dan kehidupan pribadi. Terlebih ia juga menerapkan batas antara kehidupan pribadi dan profesional.

Penyebab Munculnya Quiet Quitting

Munculnya istilah ini berawal pada saat pandemi Covid-19 bermula, yang mana ini membuat pola pikir para pekerja berubah. Mengutip dari kompas, pada saat itu banyak pekerja muda yang bosan, tidak mendapatkan pengakuan dan kompensasi karena bekerja ekstra sejak pandemi.

Yang mana para pekerja mengatakan, bahwa ini bukan soal kelelahan bekerja, melainkan mereka ingin ada keseimbangan kehidupan sehari-hari dengan bekerja.

Selain hal tersebut, nyatanya ada beberapa penyebab lain yang membuat seseorang menerapkan prinsip ini, diantaranya:

  1. Pekerja yang terlalu lelah karena beban kerja yang tak proporsional.
  2. Pekerja menjadi takut karena sewaktu-waktu bisa dilimpahkan pekerjaan tambahan.
  3. Banyak Pekerja yang mulai bosan dengan pekerjaan yang terasa stagnan.
  4. Pekerja merasa kurang punya waktu luang untuk kehidupan pribadi.
  5. Pekerja menganggap bahwa jerih payahnya hanya menguntungkan perusahaan.

Cara Menghindari  Quiet Quitting

Ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan agar bisa menghindari prinsip kerja yang satu ini, diantaranya:

1. Mengatur Beban Kerja

Terus-terusan bekerja akan membuat efek negatif bagi diri seseorang pekerja. Untuk itu, cobalah atur beban kerja kamu dan beri waktu untuk keluarga atau teman terdekat  sebagai tempat bersandar dibalik kepenatan pekerjaanmu.

2. Kominukasikan dengan Atasan

Apabila diri kamu merasa lelah dengan semua pekerjaanmu, bicarakan baik-baik dengan atasanmu. Jelaskan pula mengapa beban kerjamu saat ini terlalu banyak, selain itu kamu juga bisa memberikan solusi tentang pekerjaan ini.

3. Beri Diri Sendiri Kesempatan untuk Recharge

Selanjutnya pastikan kamu menggunakan waktu cuti atau libur mu semaksimal mungkin. Nah, dengan meluangkan waktu untuk beristirahat ini akan membuatmu merasa bekerja sangat keras.

4. Beri Waktu Sebentar dari Komputer atau Pekerjaan kamu

Cobalah gunakan beberapa waktu untuk berolahraga atau berisitrahat sejenak. Selain itu kamu juga dapat jalan-jalan, dan istirahat dari komputer atau laptopmu. Tentunya hal ini dapat membuatmu tidak merasa terjebak, sehingga membantu kamu untuk mengalirkan kreativitasmu.

5. Beri Penghargaan

Salah satu yang menyebabkan seseorang mengalami hal ini ialah karena kurangnya apresiasi perusahaan terhadap pencapaian yang dikerjakan. Oleh sebab itu, jika kamu merupakan seorang bos atau pemilik perusahaan, kamu perlu memberikan apresiasi secara nyata dan berikan penghargaan atas kerjanya.

Kemudian, kamu juga bisa memberitahukan akan ada bonus gaji bagi karyawan, sehingga membuatnya merasa senang karena akan mendapatkan penghasilan yang lebih.

Itulah beberapa informasi mengenai Quiet Quitting yang sering dikaitkan dengan dunia pekerjaannya seseorang.

Tanggapan

Belum ada

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Konten Terkait

[quads id=1]

Konten Terbaru