Pesan Rasulullah Untuk Umatnya Dalam Menghadapi Dunia

Admin 0 Komentar

Hidup di dunia hanyalah sementara, maka dari itu, Rasulullah memberikan pesan kepada umatnya dalam menghadapi kehidupan di Dunia.

INDIFFS.COM – Rasulullah SAW merupakan suri tauladan bagi kita sebagai umat muslim. Hidup di dunia hanyalah sementara, maka dari itu, Rasulullah memberikan pesan kepada umatnya dalam menghadapi kehidupan di Dunia.

Pesan Rasulullah Untuk Menghadapi Dunia

Berikut ini ada beberpa pesan Rasulullah untuk umatnya menghadapi dunia:

1. Terdapat dalam Hadist riwayat Ahmad dan Tirmidzi

Pesan pertama Rasulullah kepada Abu Hurairah adalah hindarilah apa saja yang diharamkan (dalam Islam), niscaya engkau menjadi manusia yang paling rajin, tekun ibadah, atau paling bagus kualitas ibadahmu. Hadits riwayat Ahmad dan Tirmidzi:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم:مَنْ يَأْخُذُ مِنْ أُمَّتِي خَمْسَ خِصَالٍ, فَيَعْمَلُ بِهِنَّ, أَوْ يُعَلِّمُهُنَّ مَنْ يَعْمَلُ بِهِنَّ ؟ قَالَ : قُلْتُ : أَنَا يَا رَسُولَ اللهِ, قَالَ : فَأَخَذَ بِيَدِي فَعَدَّهُنَّ فِيهَا, ثُمَّ قَالَ : اتَّقِ الْمَحَارِمَ تَكُنْ أَعْبَدَ النَّاسِ, وَارْضَ بِمَا قَسَمَ اللهُ لَكَ تَكُنْ أَغْنَى النَّاسِ, وَأَحْسِنْ إِلَى جَارِكَ تَكُنْ مُؤْمِنًا, وَأَحِبَّ لِلنَّاسِ مَا تُحِبُّ لِنَفْسِكَ تَكُنْ مُسْلِمًا, وَلاَ تُكْثِرِ الضَّحِكَ, فَإِنَّ كَثْرَةَ الضَّحِكِ تُمِيتُ الْقَلْبَ. رواه أحمد و الترميذي

‘an abii hurairah rodhiyallahu ‘anha qoola: Qoola rasulullahi sholallahu ‘alaihi wa salam: man ya’khudzu min ummatii khomsa khi shoolin, faya’malu bihinna, au yu’allamuhunna man ya’malu bihinna? Qoola: Qultu: anaa yaa rasulullah, Qoola: faakhodza bayadii fa’addahunna fiihaa, tsumma qoola: attaqilmahaa rima takun a’badannaasi, waardhoo bimaa qosamal llahu laka takun aghnaannaasi, wa ahsin ilaa jaarika takun muaminaa, wa ahibba linnasi maa tuhibbulinafsikaa takun muslimaan, walaa takutsiriddhohika, fainna katsiratad dhohiki tumiitul qolba.

Artinya: “Dari Abu Hurairah Radliyallahu ‘anhu berkata: ‘Pada suatu saat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sedang berkumpul dengan para sahabatnya. Lalu beliau bertanya kepada mereka, ‘Siapa yang di antara kalian yang mau tahu lima perkara ini, sekaligus mau mengamalkan dan mengajarkan atau mendakwahkan kepada orang lain?’ Tidak ada seorang pun yang menyahut.

Abu Hurairah berkata: ‘Saya siap wahai Rasulullah! Maka Rasulullah SAW mendekati dan memegang tangan Abu Hurairah sambil bersabda: (pertama) ‘Hindarilah apa saja yang diharamkan (dalam Islam), niscaya engkau menjadi manusia yang paling rajin, tekun ibadah atau paling bagus kualitas ibadahmu. (Kedua) merasa rela dan senang dengan apa yang Allah berikan kepadamu, niscaya engkau menjadi manusia yang paling kaya.

(Ketiga) berbuat baiklah kepada tetanggamu, niscaya engkau menjadi mukmin. (Keempat) cintailah orang lain seperti engkau mencintai dirimu sendiri, niscaya engkau menjadi Muslim. (Kelima) jangan terlalu banyak tertawa berlebih-lebihan, sebab hal itu akan mematikan hati. (HR Ahmad dan Tirmidzi).

2. Menjadi Musafir

Pengembara adalah mereka yang bepergian meninggalkan kampung halamannya. Rasulullah SAW mengajarkan, seorang Muslim hendaknya memahami kehidupan di dunia ini layak nya musafir.

مَا لِيْ وَلِلدُّنْيَا؟ مَا أَنَا وَالدُّنْيَا؟! إِنَّمَا مَثَلِيْ وَمَثَلُ الدُّنْيَا كَمَثَلِ رَاكِبٍ ظَلَّ تَحْتَ شَجَرَةٍ ثُمَّ رَاحَ وَتَرَكَهَا

Maa lii waliddunyaa? maa anaa waddunyaa? Innamaa matsalii wa mastaluddunyaa kamatsali rookibin dolla tahta syajarotin teuma rooha watarakahaa

Artinya: “Aku tidak memiliki kecenderungan (kecintaan) terhadap dunia. Keberadaanku di dalam dunia seperti seorang musafir yang berteduh di bawah pohon, kemudian pergi dan meninggalkan pohon tersebut.” (HR Tirmidzi)

3. Berbekal Takwa

Kehidupan dunia kerap membuat orang lupa akan hakikat kehidupan. Padahal, dunia ini tidak lebih dari permainan belaka.

إِنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ ۚ وَإِنْ تُؤْمِنُوا وَتَتَّقُوا يُؤْتِكُمْ أُجُورَكُمْ وَلَا يَسْأَلْكُمْ أَمْوَالَكُمْ

Innamal-hayaatud-dun-yaa la’ibuw wa lahw, wa in tu’minuu wa tattaquu yu’tikum ujuurakum wa laa yas’alkum amwaalakum

Artinya: “Sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan senda gurau. Jika kamu beriman serta bertakwa, Allah akan memberikan pahala kepadamu dan Dia tidak akan meminta hartamu.” (QS Muhammad ayat 36).

4. Ingat Maut

Imam Syafii berkata dalam sebuah syairnya, “Cukuplah kematian sebagai nasihat.” Menurut ajaran Islam, kematian bukanlah akhir. Ia justru menjadi awal perjalanan insan menuju kampung akhirat. Allah SWT berfirman:

حَتَّىٰ إِذَا جَاءَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ارْجِعُونِ لَعَلِّي أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ ۚ كَلَّا ۚ إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَائِلُهَا ۖ وَمِنْ وَرَائِهِمْ بَرْزَخٌ إِلَىٰ يَوْمِ يُبْعَثُونَ

Idfa’ billatī hiya ahsanus-sayyi’ah, nahnu a’lamu bimhh yasifụn. Wa qur rabbi a’udzu bika min hamazaatisy-syayaatin

Artinya: “(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata, ‘Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia). Agar aku berbuat amal saleh terhadap apa yang telah aku tinggalkan’. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding hingga hari mereka dibangkitkan (QS al-Muminun ayat 96-97)

Demikian pesan Rasulullah untuk umatnya dalam menghadapi dunia. Semoga kita semua dapat melakukan apa yang menjadi pesan Rasulullah tersebut.

Tanggapan

Belum ada

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Konten Terkait

Konten Terbaru