Pulau Dewata? Yuk Intip 3 Pesona ‘Tersembunyi’ di Pulau Dewata Ini!
Indiffs – Bali masih menjadi daya tarik utama pariwisata di Indonesia saat ini, bahkan seiring dengan masih tertutupnya perbatasan negara-negara di dunia akibat pandemi Covid-19, kini Bali justru kebanjiran kunjungan wisatawan domestik. Kunjungan wisatawan domestik ini pula yang perlahan namun pasti diharapkan bisa kembali membangkitkan pariwisata di pulau Dewata.
Menteri pariwisata dan ekonomi kreatif Republik Indonesia, Sandiaga Salahuddin Uno, menyatakan bahwa pencapaian Bali ini patut disyukuri, terutama dalam masa pandemi seperti saat ini. Semakin ramainya wisatawan berkunjung ke Bali secara otomatis memancing pula jiwa penjelajah dalam diri kita untuk mencari destinasi wisata yang berada dari yang biasanya sekaligus berupaya menemukan destinasi wisata yang merupakan hidden gem di Bali. Inilah tiga destinasi memesona di Bali yang wajib kamu kunjungi saat berada di pulau Dewata.
Menyapa Ratusan Monyet di Sangeh Monkey Forest
Bagi kamu yang mencintai alam dan satwa, tampaknya Sangeh Monkey Forest bisa menjadi pilihan destinasi wisata saat berkunjung ke pulau Dewata. Disini, terdapat ratusan monyet berekor panjang yang lucu dan menggemaskan, yang hidup di area hutan yang menjadi habitat monyet ini.
Hutan ini dikenal sebagai hutan homogen yang memiliki luas sekitar 10 hektare. Selain banyak terdapat tanaman pala, di hutan ini juga terdapat 54 jenis tanaman flora seperti amplas, pule, buni, cempaka kuning, pohpoh, dan masih banyak lagi.
Menariknya lagi, di Sangeh Monkey Forest ini, kamu bisa berinteraksi langsung dengan para monyet, seperti berfoto dan memberi makan. Untuk aktivitas yang satu ini, sebaiknya kamu tetap berhati hati serta didampingi oleh para pemandu.
Berburu Buah Tangan Keren di Desa Wisata Tenganan Pegringsingan
Desa wisata Tenganan Pegringsingan dikenal luas karena komitmen masyarakat nya untuk terus menjaga keaslian budayanya. Pemandangan ini terpampang jelas, jika kamu mengunjungi desa Tenganan Pegringsingan. kamu bisa menemukan rumah-rumah yang masih terjaga orisinalitasnya, serta adat istiadat yang masih dijaga oleh masyarakatnya. Sebagai salah satu dari tiga desa Bali Aga, yang berarti desa dengan aturan adat yang masih terjaga, masyarakat desa ini diketahui masih menyimpan seperangkat aturan desa yang telah ditulis sejak abad ke-11 lalu. Peraturan ini telah diperbarui pada tahun 1842.
Selain budaya yang kuat, Desa wisata Tenganan Pegringsingan juga terkenal di kalangan masyarakatnya yang layak dijadikan buah tangan untuk kerabat dan sanak keluarga. Adapun beberapa produk ekonomi kreatif terbaik di desa wisata ini diantaranya, anyaman bambu, ukir-ukiran, lukisan di atas daun lontar, dan kain tenun (kain Gringsing).
Penduduk desa Tenganan Pegringsingan terkenal akan keahliannya menenun kain Gringsing. Kain ini dikerjakan dengan teknik double ikat. Konon kabarnya, teknik seperti ini merupakan satu-satunya yang bisa ditemui di seluruh Indonesia, sehingga kain Gringsing dikenal dengan harganya yang tinggi dan sudah sangat terkenal kualitasnya ke seluruh dunia.
Meresapi Semangat I Gusti Ngurah Rai di Desa Wisata Carangsari
Desa wisata Carangsari berjarak sekitar 34 kilometer dari Bandara Usaha Internasional I Gusti Ngurah Rai, dan desa wisata ini memiliki beragam daya tarik wisata pariwisata yang siap memanjakan wisawatan. Sebut saja ada rafting, flying fox, petik kopi, memetik kakao dan glamping.
Sementara saya tarik seni dan budaya di Carangsari juga tidak kalah dengan wilayah lainnya di Bali, karena Carangsari menawarkan akulturasi budaya Bali dengan Tionghoa seperti misalnya Tari Topeng Tugek Carangsari. Selain itu, ada juga Wayang Kulit Paruwe, Wayang Ramoyane, Gamelan Bali dan Barong Landung.
Satu hal yang paling jadi pembeda desa wisata Carangsari dengan desa wisata lainya adalah desa ini merupakan tempat kelahiran dari pahlawan nasional I Gusti Ngurah Rai. Semangat perjuangan I Gusti Ngurah Rai Ini yang dijadikan semangat masyarakat setempat untuk kembali membangkitkan setor pariwisata dan ekonomi kreatif yang terdampak pandemi Covid-19.
Tanggapan
Belum ada