Sejarah Berdirinya Masjid Jakarta Islamic Center, Yang Terbakar!

Admin 0 Komentar

Sejarah masjid Jakarta Islamic Center yang dikabarkan terbakar ternyata awalnya tempat prostitusi Kramat Runggak. Berikut sejarah lengkapnya

INDIFFS.COM – Terdapat sejarah dari berdirinya Masjid Jakarta Islamic Center yang mendapatkan musibah terbakar hebat pada Rabu (19/10/2022) pada sore hari yang membuat Kubah Masjid Raya JIC itu ambruk ke lantai dua. Puing-puing kubah juga jatuh ke lantai satu masjid, dan dapat dipadamkan pada pukul 17.00.

Penyebab kebakaran di duga berawal dari pengerjaan renovasi kubah masjid yang dikerjakan oleh PT DASP sejak 26 Agustus 2022. Saat meninjau insiden kebakaran itu, Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengungkap ada pengerjaan las sebelum kubah terbakar. Namun penyebab pasti kebakaran itu masih diselidiki Polres Metro Jakarta Utara.

Sejarah Masjid Jakarta Islamic Center

Terlepas dari musibah yang menimpa Masjid Jakarta Islamic Center, ada sejarah tentang berdirinya mesjid tersebut. Masjid ini bukan hanya megah, namun merupakan sebuah maha karya keberhasilan perubahan struktur sosial.

Masjid Jakarta Islamic Center sendiri merupakan masjid sekaligus lembaga pengkajian dan pengembangan Islam di ibu kota. Pembangunan Jakarta Islamic Center awalnya pada tahun 2001 atau di era Gubernur DKI Jakarta oleh Sutiyoso.

Masjid ini berdiri di kawasan seluas 10 hektar dan dulunya adalah lokalisasi prostitusi Kramat Runggak. Tak sedikit WTS atau PSK serta puluhan germo, beroperasi pada tempat yang biasa disebut Kramtung.

Sebelum berdiri masjid, lokasi tersebut memang sarang maksiat; pusat prostitusi. Aktivitas pelacuran, alkohol, narkoba, judi mewarnai hari-hari kawasan itu. Kemudian Pemprov DKI Jakarta di bawah kepemimpinan Gubernur Sutiyoso alias Bang Yos bertekad mengubah imej kawasan Kramat Tunggak tersebut dari area prostitusi ke sesuatu yang lebih bermartabat.

Pengubahan Kawasan Kramat Tunggak

Gubernur DKI Jakarta kemudian memutuskan untuk mengubah kawasan tersebut menjadi tempat beribadah untuk menghilangkan praktik maksiat yang sudah berlangsung berkalang tahun. Terhitung mulai 2004, rencana pun dimulai.

Seluruh masyarakat dan perangkat daerah juga menyetujui keinginan Sutiyoso terkait pembangunan mesjid. Hal ini tentu saja membuat pembangunan mesjid Jakarta Islamic Center lancar tanpa hambatan.

Dalam pembangunnya, pemerintah tidak melakukan bongkar paksa, apalagi mengusir. Memberikan uang pemberian dengan nominal yang masuk akal, mereka lantas sukarela meninggalkan kawasan prostitusi Kramat Tunggak.

Kini kisah pelacuran di salah satu sudut kota Jakarta Utara itu sudah benar-benar sirna. Ketika menapaki Jalan Kramat Jaya, dapat menemukan masjid luas nan mempesona bergaya Arab campur Betawi.

Pada 2001 Melakukan Forum Curah Gagasan

Pada tahun 2001 Gubernur Sutiyoso melakukan sebuah Forum Curah Gagasan dengan seluruh elemen masyarakat untuk mengetahui sejauh mana dukungan masyarakat terhadap sebuah perubahan yang telah berencana.

Ternyata 24 Mei 2001 dukungan itu semakin menguat. Gagasan untuk membangun Jakarta Islamic Centre (JIC) terkemukakan Gubernur Sutiyoso kepada Prof. Azzumardi Azra (Rektor UIN Syarif Hidayatullah) di New York di sela-sela kunjungannya ke PBB pada tanggal 11-18 April 2001 dan mendapatkan respon yang sangat positif.

Setelah adanya konsultasi terus menerus antara masyarakat, ulama, praktisi baik skala lokal maupun regional bahkan international akhirnya mewujudkan dalam sebuah master plan pembangunan JIC pada tahun 2002.

Kemudian dalam rangka memperkuat ide dan gagasan pembangunan JIC (Jakarta Islamic Center), pada Agustus 2002 melakukan Studi Komparasi ke Islamic Centre di Mesir, Iran, Inggris dan Perancis. Pada tahun yang sama, melakukan perumusan Organisasi dan Manajemen JIC. Kehadiran JIC ternyata sesuatu yang sangat fenomenal sebagai produk zaman yang strategis dan monumental.

Dengan kehadiran JIC tidak sekedar hanya merubah tanah hitam menjadi putih, atau hanya sebuah masjid saja, melainkan berharap untuk menjadi salah satu simpul pusat peradaban Islam di Indonesia dan Asia Tenggara yang menjadi simbol kebangkitan Islam di Asia dan Dunia.

Ciri peradaban adalah dengan adanya kelengkapan fasilitas fungsi-fungsi kemakmuran masjid yang terdiri dari fungsi peribadatan, fungsi kediklatan dan fungsi perdagangan/bisnis.

Demikianlah sejarah dari Masjid Jakarta Islamic Center yang dapat kita ketahui, semoga menjadi wawasan dan dapat membantu.

Tanggapan

Belum ada

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Konten Terkait

[quads id=1]

Konten Terbaru