Serangan Panic Attack: Penyebab, Gejala Beserta Dampaknya
INDIFFS.COM – Panic attack atau serangan panik dapat terjadi dimanapun dan kapanpun. Mereka yang mengalaminya akan merasa sangat ketakutan dan diliputi oleh perasaan cemas yang luar biasa, sekalipun sesungguhnya tidak sedang mengalami bahaya apapun.
Pada saat itu terjadi, mungkin jantung ikut berdegup kencang, berkeringat dan kamu merasa seperti tidak bisa bernapas atau berpikir. Kemudian, serangan ini tidak dapat diprediksi kapan datangnya, bahkan tanpa pemicu yang jelas. Jika ini yang dialami, bisa jadi kamu memiliki jenis gangguan kecemasan yang disebut panic attack atau serangan panik.
Apa Itu Panic Attack?
Melansir StatPearls Journal, panic attack adalah suatu perasaan takut yang muncul secara tiba-tiba dan terasa intens, kadang tanpa penyebab yang jelas. Kondisi ini bisa dialami sesekali dalam hidup, yang biasanya menghilang saat keadaan atau situasi pemicu nya berakhir.
Panic attack adalah suatu serangan ketakutan yang intens atau kuat, yang akan memicu berbagai gejala fisik yang parah padahal tidak ada bahaya yang nyata atau penyebab yang jelas. Serangan panik dirasakan sangat menakutkan, karena kita merasa kehilangan kontrol, seakan-akan mengalami serangan jantung atau stroke, bahkan seperti sedang menghadapi kematian.
Penyebab Serangan Panik
Saat seseorang mengalami serangan panik, otak memerintahkan sistem saraf untuk merespons dengan melawan atau menghindar (fight or flight). Tubuh kemudian akan menghasilkan zat kimia, seperti adrenalin, yang memicu peningkatan detak jantung, frekuensi napas, dan aliran darah ke otot.
Serangan panik muncul saat tubuh mempersiapkan respons untuk melawan atau menghindar meski tidak ada situasi yang genting atau berbahaya. Seseorang bahkan dapat mengalami kondisi ini dalam situasi yang tidak terduga, misalnya ketika sedang menonton televisi atau tertidur.
Penyebab panic attack biasanya dipicu akibat dari stres yang sedang dialami cukup intens. Berikut beberapa penyebab lainnya yang berperan atas timbulnya gejala:
- Genetik, terdapat pola kecemasan dalam anggota keluarga se-kandung
- Temperamen yang cenderung sensitif terhadap stres atau peka terhadap emosi negatif
- Gangguan fungsional dalam sistem saraf pusat, dalam bentuk hiperaktif nya sistem saraf otonom dan terganggu nya keseimbangan biokimia dalam saraf otak
Sementara faktor risiko yang dapat menimbulkan panik di antaranya adalah:
- Adanya anggota keluarga se-kandung yang menderita panik
- Mengalami suatu kejadian yang menimbulkan trauma atau stres berat
- Adanya suatu perubahan besar dalam perjalanan hidup, seperti perceraian, kelahiran, pekerjaan baru, dan lain-lain
- Merokok dan mengonsumsi kopi secara berlebihan
Riwayat kekerasan fisik atau seksual
Gejala Panic Attack
Gejala serangan panik umumnya muncul dengan tiba-tiba dan berlangsung selama 5 – 20 menit, hingga 1 jam. Beberapa gejala serangan panik, diantaranya yaitu:
- Rasa gemetaran.
- Sakit di tenggorokan dan sulit bernapas.
- Detak jantung yang cepat dan keras.
- Adanya kram perut.
- Sakit dada.
- Pusing atau bahkan pingsan.
- Rasa mual.
- Mati rasa atau kebal.
- Keringat berlebihan.
Serangan panik juga mempunyai gejala serupa dengan penyakit lain, seperti serangan jantung. Jika ada yang mengalami serangan panik namun menyerupai gejala serangan jantung, disarankan untuk segera lakukan pemeriksaan pada dokter ahli.
Dampak dari Panic Attack
Serangan panik dapat diobati dengan sejumlah perawatan agar kondisi pasien cepat pulih dan dapat mengelola gangguan panik. Beberapa perawatan bertujuan untuk mengurangi frekuensi panic attack kambuh sampai meringankan gejala yang ditimbulkan. Seperti perawatan psikologis dengan konsultasi ke layanan terapi psikologis berdasarkan perilaku kognitif.
Para praktisi medis di layanan tersebut dapat mengajari bagaimana cara mengubah perlaku dan membantu pasien tetap tenang dan dapat mengendalikan dirinya. Selain terapi, ada pengobatan menggunakan obat dari resep dokter seperti antidepresan, obat anti-epilepsi untuk mengatasi kecemasan yang parah.
Pada beberapa kasus, pasien dengan panic attack mungkin membutuhkan dua perawatan tersebut dalam mengatasi gangguan panik yang diderita. Untungnya, serangan panik masih dapat ditangani dan pasien dapat pulih sepenuhnya. Namun langkah terbaik tetap mendapatkan bantuan medis dengan segera.
Jika tidak ditangani, gangguan panik bisa meningkat dan menjadi sangat sulit untuk diatasi. Seseorang dapat berisiko mengembangkan kondisi gangguan mental lainnya, seperti fobia.
Serangan panik yang tidak diatasi dengan penanganan yang tepat juga bisa memengaruhi kemampuan seseorang dalam mengemudi atau dilarang mengemudi. Sebab, di beberapa negara ada regulasi terkait seseorang yang menderita gangguan panik dilarang untuk mengemudikan kendaraan.
Tanggapan
Belum ada