Shalat Utaqa di Bulan Syawal, Ini Tata Cara dan Keutamaannya!

Admin 0 Komentar

Tak hanya puasa sunnah yang dapat kamu kerjakan di bulan Syawal. Ada satu amalan yang bisa kamu laksanakan di bulan Syawal yakni Shalat Utaqa.

INDIFFS.COM – Tak hanya puasa sunnah dan qadha utang Ramadhan yang dapat umat Islam kerjakan di bulan Syawal. Pasalnya, ada juga satu amalan yang bisa kamu laksanakan di bulan Syawal yakni Shalat Utaqa.

Menurut KH. Muhammad Sholikhin dalam buku Panduan Shalat Sunah Lengkap, shalat ini jadi penyempurnaan ibadah seorang Muslim setelah menjalani puasa Ramadhan. Tujuannya yaitu untuk memohon pembebasan dari neraka kepada Allah SWT.

Tata Cara Sholat Utaqa

Melansir dari nu online, salat sunah utaqa tidak terikat waktu karena dapat diamalkan pada tanggal berapa saja di bulan Syawal dan dapat kamu kerjakan siang atau malam. Salat sunah ini juga dapat kamu kerjakan dengan empat atau dua salam. Serta ketentuan membaca surat Al-Fatihah setiap rakaatnya dan melanjutkan membaca 15 kali surat Al-Ikhlash. Selesai salat delapan rakaat, kita membaca tasbih sebanyak 70 kali dan selawat sebanyak 70 kali.

Karena salat Utaqa termasuk salat hajat sebagaimana penjelasan di atas, maka setelah mendirikannya bisa membaca doa seperti pada umumnya lanjut memohonkan keinginan yang kamu harapkan.

Salat Utaqa menjadi amalan bulan Syawal yang dapat kaum muslim laksanakan di samping menjalankan puasa sunnah enam hari.

Keutamaan Shalat Utaqa

Melansir NU Online, dinamakan ‘Utaqa’ yang artinya pembebasan lantaran Allah SWT akan membebaskan orang yang mengamalkan salat sunnah ini dari lilitan utang. Selain itu, ia juga akan memenuhi hajat hamba yang mengerjakan salat ini.

Merujuk pada laman resmi Nahdlatul Ulama (NU), ada banyak keutamaan dari shalat sunnah ini. Salah satunya Allah SWT akan membebaskan hamba-Nya dari berbagai perkara, oleh karenanya bernama utaqa (pembebasan).

Keistimewaan salat Utaqa tercantum pula oleh Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani dalam kitab karangannya, yaitu Al-Ghunyah li Thalibi Thariqil Haqqi Azza wa Jalla, yang menukil hadits berbunyi:

ู‚ุงู„ ุงู„ู†ุจูŠ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู…: ูˆุงู„ุฐูŠ ุจุนุซู†ูŠ ุจุงู„ุญู‚ ู…ุง ู…ู† ุนุจุฏ ูŠุตู„ูŠ ู‡ุฐู‡ ุงู„ุตู„ุงุฉ ุฅู„ุง ุฃู†ุจุน ุงู„ู„ู‡ ู„ู‡ ูŠู†ุงุจูŠุน ุงู„ุญูƒู…ุฉ ููŠ ู‚ู„ุจู‡ ูˆุฃู†ุทู‚ ุจู‡ ู„ุณุงู†ู‡ ูˆุฃุฑุงู‡ ุฏุงุก ุงู„ุฏู†ูŠุง ูˆุฏูˆุงุกู‡ุง. ูˆุงู„ุฐูŠ ุจุนุซู†ูŠ ุจุงู„ุญู‚ ู…ุง ู…ู† ุนุจุฏ ูŠุตู„ูŠ ู‡ุฐู‡ ุงู„ุตู„ุงุฉ ูƒู…ุง ูˆุตูุช ู„ุง ูŠุฑูุน ุฑุฃุณู‡ ู…ู† ุขุฎุฑ ุณุฌุฏุฉ ุญุชู‰ ูŠุบูุฑ ุงู„ู„ู‡ ู„ู‡ ูˆุฅู† ู…ุงุช ู…ุงุช ุดู‡ูŠุฏุง ู…ุบููˆุฑุง ู„ู‡. ูˆุงู„ุฐูŠ ุจุนุซู†ูŠ ุจุงู„ุญู‚ ู…ุง ู…ู† ุนุจุฏ ูŠุตู„ูŠ ู‡ุฐู‡ ุงู„ุตู„ุงุฉ ููŠ ุงู„ุณูุฑ ุฅู„ุง ุณู‡ู„ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ุงู„ุณูŠุฑ ูˆุงู„ุฐู‡ุงุจ ุฅู„ู‰ ู…ูˆุถุน ู…ุฑุงุฏู‡. ูˆุฅู† ูƒุงู† ู…ุฏูŠูˆู†ุง ู‚ุถู‰ ุงู„ู„ู‡ ุฏูŠู†ู‡. ูˆุฅู† ูƒุงู† ุฐุง ุญุงุฌุฉ ู‚ุถู‰ ุงู„ู„ู‡ ุญูˆุงุฆุฌู‡. ูˆุงู„ุฐูŠ ุจุนุซู†ูŠ ุจุงู„ุญู‚ ู…ุง ู…ู† ุนุจุฏ ูŠุตู„ูŠ ู‡ุฐู‡ ุงู„ุตู„ุงุฉ ุฅู„ุง ุฃุนุทุงู‡ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ุจูƒู„ ุญุฑู ูˆุจูƒู„ ุขูŠุฉ ู…ุฎุฑูุฉ ููŠ ุงู„ุฌู†ุฉุŒ ู‚ูŠู„ ูˆู…ุง ู…ุฎุฑูุฉ ูŠุง ุฑุณูˆู„ ุงู„ู„ู‡ุŸ ู‚ุงู„ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู…: ุจุณุงุชูŠู† ููŠ ุงู„ุฌู†ุฉ ูŠุณูŠุฑ ุงู„ุฑุงูƒุจ ููŠ ุธู„ ุดุฌุฑุฉ ู…ู† ุฃุดุฌุงุฑู‡ุง ู…ุฆุฉ ุณู†ุฉ ุซู… ู„ุง ูŠู‚ุทุนู‡ุง.

Artinya: “Rasulullah SAW bersabda: ‘Demi Allah, Tuhan yang mengutusku dengan haq, tiada seorang hamba yang mengerjakan salat ini, melainkan Allah alirkan mata air hikmah di hatinya; Allah gerakkan lisannya untuk mengucapkan kalimat-kalimat mengandung hikmah; dan Allah perlihatkan kepadanya penyakit sekaligus obat dunia.

Demi Allah, Tuhan yang mengutusku dengan haq, tiada seorang hamba yang mengerjakan shalat ini sebagaimana aku tunjukkan, melainkan Allah mengampuninya setiap kali ia mengangkat kepalanya dari sujud. Kalaupun ia meninggal, maka kematiannya bernilai sebagai syahid yang membawa ampunan Ilahi.

Demi Allah, Tuhan yang mengutusku dengan haq, tiada seorang hamba yang mengerjakan shalat ini di perjalanan, melainkan Allah mudahkan perjalanan berangkat hingga pulang ke tempat yang tertuju. Kalaupun ia tengah menanggung utang, niscaya Allah akan menutup utangnya. Kalaupun ia sedang berhajat, niscaya Allah luluskan hajatnya.

(Kitab Al-Ghunyah li Thalibi Thariqil Haqqi Azza wa Jalla, Juz II, halaman 249, cetakan pertama [Beirut: Darul Kutub Al-Ilmiyah, 1997])

Demikian penjelasan terkait shalat Utaqa di bulan Syawal yang bisa kamu kerjakan sebagai pelengkap amalan puasa sunnah 6 hari. Semoga bermanfaat bagi kita semua!

Tanggapan

Belum ada

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Konten Terkait

Konten Terbaru