Sholat Sunnah Awwabin: Tata Cara, Doa dan Keutamaannya

Admin 2 Komentar

Shalat Sunnah Awwabin ini dilakukan diantara maghrib dan isya. Adapaun hukum mengerjakan shalat Sunnah Awwabin adalah sunnah muakad.

INDIFFS.COM – Shalat sunah ini mungkin terdengar aneh bagi seorang sebagian Muslim. Sholat Awwabin ini merupakan salah satu sholat sunnah yang dikerjakan pada waktu antara maghrib dan isya. Hukum mengerjakan shalat Sunnah Awwabin adalah sunnah muakkad. Ibadah ini bisa dikerjakan usai sholat maghrib sebelum azan isya atau ba’diyah maghrib.

Mengutip dari NU online, shalat Sunnah Awwabin ini dikatakan untuk menyebut shalat sunah Dhuha dan shalat sunah di antara Maghrib dan Isya. Karenanya shalat Awwabin di konotasi kan di antara keduanya sebagaimana dikemukakan oleh Madzhab Syafi’i.

Kenapa dinamai shalat Awwabin? Disebut “Shalat Awwabin” karena orang yang menjalankannya itu kembali kepada Allah dan bertobat dari kesalahan yang dilakukan pada siang hari. Ketika ia menjalankan shalat tersebut berulang-ulang, maka hal itu merupakan penanda pertobatan atau kembalinya ia kepada Allah kendati hal tersebut tidak di sadari nya.

Shalat Awwabin juga disebut “shalat ghaflah” (shalat lalai). Menurut apa yang kami pahami dari keterangan di kitab Al-Iqna’, disebut demikian karena umumnya orang cenderung lalai pada saat antara Maghrib dan Isya karena di sibuk-kan dengan aktivitas lain seperti makan malam, tidur, dan lain sebagainya. Sedang jumlah rakaat shalat Awwabin adalah dua puluh dan minimal dua rakaat.

 وَصَلَاةُ الْأَوَّابِينَ وَتُسَمَّى صَلَاةَ الْغَفْلَةِ لِغَفْلَةِ النَّاسِ عَنْهَا بِسَبَبِ عَشَاءٍ أَوْ نَوْمٍ أَوْ نَحْوِ ذَلِكَ وَهِيَ عِشْرُونَ رَكْعَةٍ بَيْنَ الْمَغْرِبِ وَالْعِشَاءِ وَأَقلُّهَا رَكْعَتَانِ 

Artinya, “Shalat Awwabin (disebut juga, pent) ‘shalat Ghaflah’ (lalai) karena kelalaian orang-orang atas shalat tersebut oleh aktivitas seperti makan malam, tidur, dan selainnya. Sedang jumlah rakaat nya adalah dua puluh di antara Maghrib dan Isya. Minimal adalah dua rakaat,”

(Lihat Muhammad Asy-Syarbini Al-Khathib, Al-Iqna` fi Halli Alfazhi Abi Syujja’, Beirut, Darul Fikr, 1415 H, juz I, halaman 118).

Tata Cara Sholat Sunnah Awwabin

Pada dasarnya tatacara  sholat sunah ini tidak jauh berbeda dengan niat shalat sunat lainnya, yang membedakan hanyalah niat sholat nya.

1. Niat

اُصَلِّى سُنَّةً الأَوَّابِينَ رَكَعَتَيْنِ ِللهِ تَعَالَى

Ushalli sunnatal awwabiina rak’ataini lillahi ta’aalaa

Artinya : “Aku niat shalat sunah awwabin dua rakaat karena Allah ta’ala”.

2. Takbiratul Ihram

3. Membaca surat Al-Fatihah, dilanjut membaca salah satu surat dalam Al-Quran. Tetapi lebih dianjurkan membaca surat Al Ikhlas 6 kali, Al Falaq 1 kali, dan An Naas 1 kali.

4. Rukuk

5. I’tidal

6. Sujud

7. Duduk diantar 2 sujud

8. Sujud kedua rakaat pertama

9. Berdiri untuk melakukan rakaat kedua dan mengerjakannya sama seperti rakaat pertama

10. Pada rakaat kedua, setelah membaca surat Al-Fatihah membaca surat pendek yang dikehendaki.

11. Salam

Setelah salam, salat sunnah awwabin sebanyak dua rakaat berlanjut. Tiap muslim yang melaksanakannya disarankan membaca Al Kafirun di rakaat pertama dan Al Ikhlas di rakaat kedua usai Al Fatihah.

Meski sholat sunah Awwabin sekurang-kurangnya dapat dikerjakan hanya dengan 2 rakaat saja, namun ada baiknya jika umat muslim mengamalkan sholat tersebut sebanyak 6 rakaat sebagaimana anjuran dari Rasulullah agar amalan pahala yang didapatkan semakin berlipat ganda.

Sebagai mana hal ini tertuang dalam hadist riwayat berikut,

مَنْ صَلَّى سِتَّ رَكَعَاتٍ بَيْنَ الْمَغْرِبِ وَالْعِشَاءِ كَتَبَ اللهُ لَهُ عِبَادَةَ اثْنَتَيْ عَشَرَةَ سَنَةً 

Artinya: “Barang siapa yang melaksanakan shalat Awwabin enam rakaat maka Allah catat baginya pahala ibadah dua belas tahun,” (HR Tirmidzi).

Doa Setelah Sholat Sunah Awwabin

Doa Setelah Sholat Awwabin

Doa Setelah Sholat Awwabin – Zona Syariah

Allooohumma innil astaudi’uka diinii wa limaanli fahfazh humaa ‘alayya fil hayaatii wa’inda wafaatli waba’da mamaatii Innaka ‘alaa kulli syal-in qodlir

Artinya: Ya Allah, aku mohon perlindungan-Mu untuk agamaku dan keimananku, dan jagalah keduanya tetap pada diriku selama hidupku, disaat wafatku dan setelah matiku. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Tanggapan

2 Komentar
  • Ibnu Hajar berkata:

    masyaallaa insyaallah sy berusaha untuk melaksanakan secara ruti, trima kasih pencerahannya, saudara muslimku, moga kita diberkahi oleh allah swt. aamin

  • Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    Konten Terkait

    [quads id=1]

    Konten Terbaru