Toxic Relationship: Pengertian, Ciri-Ciri dan Cara Mengatasinya

Admin 0 Komentar

Toxic relationship mengarah pada hubungan yang tidak sehat sehingga sangat merugikan dan membuat mereka lelah secara fisik maupun psikis.

Indiffs – Membangun hubungan harmonis dengan orang lain membutuhkan kerja sama yang baik antara kedua belah pihak. Lumrah apabila suatu hubungan sesekali menemui batu sandungan berupa perkelahian atau tidak sepakat pada suatu hal. Namun, ada kalanya hubungan bermasalah membuat salah satu pihak merasa tertekan dan terancam. Kondisi tersebut bisa jadi tanda hubungan beracun atau toxic relationship.

Toxic relationship adalah hubungan yang membuat salah satu pihak merasa tidak di dukung, direndahkan atau diserang. Bentuk tindakan negatif yang bisa memengaruhi kesehatan mental seseorang ini bisa serangan secara fisik, psikologi atau emosional. Hubungan toxic bisa dialami pasangan, antar teman, rekan kerja sampai keluarga.

Pengertian Toxic Relationship

Mengutip laman Psychalive, toxic relationship sering ditandai dengan hubungan berulang yang saling menghancurkan antara pasangan. Pola-pola ini bisa melibatkan kecemburuan, possessive, dominasi, manipulasi, keputusasaan, keegoisan, atau penolakan.

Sementara dikutip dari Very Well Mind, toxic relationship adalah hubungan yang membuat Moms atau Dads merasa tidak didukung, disalahpahami, direndahkan, atau diserang oleh pasangan.

Namun yang jelas, di antara kedua pengertian dan tanda-tanda tersebut, toxic relationship benar-benar tidak bagus bagi kelangsungan hidup berumah tangga maupun hubungan pacaran. Adanya toxic relationship yang berjalan seiring nya waktu dapat membuat kamu dan pasangan mu lelah secara emosional, psikologis, dan bahkan fisik.

Ciri-Ciri

Hubungan toxic terkadang tidak hanya ditandai dengan perilaku dan omongan kasar semata. Isyarat nya terkadang bisa samar lewat kata atau tindakan sehari-hari yang kerap tidak disadari. Berikut beberapa ciri toxic relationship yang dirasakan seseorang dan perlu diwaspadai:

  • Merasa sudah berjuang sampai energi terkuras, tetapi tidak dihargai
  • Harga diri lambat laun menurun
  • Merasa tidak didukung, kerap direndahkan, diserang, atau salah paham
  • Komunikasi sering berakhir dengan cekcok, lelah akut, atau meninggalkan rasa tertekan
  • Muncul keinginan untuk balas dendam karena tindakan tidak menyenangkan
  • Setiap saat khawatir karena tidak ingin diserang jadi harus ekstra hati-hati
  • Kerap perlu usaha mati-matian sampai mencurahkan banyak waktu dan tenaga untuk menghibur salah satu pihak
  • Segala sesuatu yang dilakukan salah

Cara Mengatasi

Apabila kamu merasakan salah satu atau lebih dari tanda-tanda toxic relationship di atas, sebaiknya segera mengambil tindakan tepat. Segera keluar dari hubungan toxic demi kesehatan fisik dan mental diri sendiri.

1. Coba Cari jalan Keluar atau Bantuan

Mengutip laman Time, jika dampak dari hubungan beracun yang dirasakan bersifat emosional atau mental, kamu harus memutuskan apakah mungkin untuk menyelesaikan masalah tersebut dengan pasangan. Apabila ada pemicu yang mendasari terjadinya toxic relationship dalam hubungan, perawatan terapeutik atau medis dapat membantu.

2. Diskusi dan Ambil Keputusan

Sementara melansir dari Psychology Today, kamu sebaiknya segera mengambil keputusan setelah mencoba diskusi atau menyelesaikan masalah dengan pasangan jika merasakan tanda toxic relationship.

Jika pasangan menerima kata-kata kamu dan meminta maaf, atau setuju bahwa ada masalah besar dan kebutuhan untuk mencari bantuan, mungkin hubungan pernikahan layak untuk diperjuangkan.

Namun jika sebaliknya, pasangan menyalahkan kamu, berperilaku defensif, atau mengabaikannya, kamu mungkin perlu waspada karena toxic relationship semakin memburuk dan membahayakan diri.

Segeralah buat keputusan untuk mengakhiri hubungan dan tetaplah berpegangan teguh pada prinsip. Meski sangat sulit, ingatlah bahwa dalam mengambil keputusan ini, kamu telah melalui proses yang panjang dan penuh pertimbangan. Jadi, tetaplah berpegang teguh pada keputusan dan ingat bahwa hal itu akan membuat hidup kamu lebih baik. Jangan sampai kamu terus menyakiti diri sendiri, ya.

Selain itu, jika toxic relationship berdampak lebih jauh pada keselamatan diri Moms, seperti adanya kekerasan fisik, kekerasan seksual, atau bahkan penelantaran rumah tangga, Moms perlu mencari bantuan orang lain.

3. Kelilingi Diri dengan Hal Positif

Ketika kamu berada dalam toxic relationship, kelelahan mungkin akan muncul sepanjang hari. Baik kelelahan secara emosional, psikologis, hingga psikis. Maka, penting bagi kamu untuk berusaha menempatkan diri dengan hal-hal positif. Habiskan lah waktu dengan orang-orang yang membuat kamu merasa baik, manjakan diri dengan makanan favorit atau menonton film.

Kamu juga bisa mendekatkan diri kepada Tuhan yang Maha Esa, menghabiskan waktu di luar, mengunjungi tempat-tempat baru yang menarik, pergi berlibur, atau melakukan apa pun yang membuat bahagia. Mengalami masa-masa sulit dalam suatu hubungan dapat menyebabkan stres yang tak terhitung. Jadi, penting untuk mencoba mengganti emosi negatif itu dengan ke-positifan.

Tanggapan

Belum ada

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Konten Terkait

Konten Terbaru