Viral! Kenali Bahaya Bayi Minum Jamu, Kapan Bisa Diberi Herbal?
INDIFFS.COM – Kabar viral soal bayi masih berumur 54 hari, bahaya nya bayi tersebut meninggal dunia usai minum jamu herbal. Sang bayi tersebut diberi asupan jamu ketika sedang demam dengan campuran daun kecipir dan kencur.
Bayi sendiri biasanya diberikan air susu ibu atau ASI secara eksklusif selama enam bulan pertama usia bayi. Setelah itu, bayi diperbolehkan diberi makanan pendamping ASI atau MPASI.
Jamu merupakan ramuan tumbuhan obat yang telah digunakan secara turun temurun. Bahan yang digunakan dalam pembuatan jamu antara lain seperti temulawak, jahe, kunyit, daun, akar, buah, batang, umbi, bunga dan kencur.
Namun perlu diketahui juga apa bahaya jika kita salah menggunakan jamu bagi sang bayi atau anak. Untuk mengetahui lebih lanjut informasi terkait bahayanya bayi minum jamu, simak selengkapnya.
Bahaya Bayi Minum Jamu
Bagi anak dibawah satu tahun tidak boleh diberi ramuan tradisional untuk meredakan sakit. Sebab dapat berisiko mengalami aspirasi atau gangguan napas, keracunan, intoleransi dan infeksi. Bayi pun memiliki risiko tinggi mengalami kematian.
Walau terbilang ramuan alami atau tradisional. Nyatanya untuk bayi kita tidak boleh sembarangan memberikan obat, baik obat herbal maupun obat bebas. Dalam pemberian jamu pada bayi sebaiknya dihindari, karena belum terbukti higienis bagi si kecil, meskipun jamu dibuat sendiri.
Saat sakit, sebaiknya bayi segara dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat untuk meminimalisir risiko yang tidak diinginkan. Tenaga kesehatan akan memberikan obat sesuai dengan indikasi medis setelah bayi diperiksa.
Kapan Mulai Minum Jamu?
Anak yang sulit makan atau sedang sakit membuat para ibu berinsiatif untuk menggunakan obat herbal untuk menyembuhkan sang anak. Sebenar nya memberikan jamu pada bayi boleh saja, tetapi ada juga aturan yang perlu diperhatikan.
Anak bayi boleh meminum jamu pada usia di atas 6 bulan, karena yang kurang dari usia 6 bulan hanya memerlukan asupan ASI.
Jamu memang boleh digunakan, akan tetapi kita perlu memperhatikan kandungan serta umur. Pasalnya, dalam sebuah minuman jamu, hampir tidak mungkin terdiri dari satu jenis bahan baku, biasanya menggunakan bahan baku jamu campuran.
-
Kandungan Jahe
Sebenarnya jahe bagus untuk pencernaan, namun jahe memiliki rasa tajam dapat menyebabkan nyeri ulu hati pada anak, terutama jika dikonsumsi dalam kadar yang tinggi. Sehingga tidak dianjurkan bagi anak berusia di bawah 6 tahun.
-
Kandungan Kunyit
Kunyit diketahui dapat mencegah penyerapan zat besi di usus. Jika dikonsumsi oleh anak dibawah 12 tahun, dikhawatirkan terjadi anemia defisiensi zat besi, apalagi jika anak memiliki masalah susah makan. Sangat tidak dianjurkan kepada anak usia dibawah 12 tahun.
Pengolahan Jamu dan Porsinya
Selain membeli produk jamu kemasan, Ibu dapat membuat jamu sendiri. Namun ada hal yang harus Ibu perhatikan seperti:
- Pastikan menggunakan bahan segar, utuh, dan tidak mengandung hama;
- Bahan-bahan jamu dicuci dengan air bersih mengalir hingga bersih;
- dibuat menggunakan panci stainless steel, bukan dengan panci alumunium;
- Jamu yang sudah dibuat dianjurkan untuk disimpan dalam botol kaca, bukan botol plastik.
- Tempat pembuatan jamu harus dalam kondisi bersih serta terbebas dari paparan hewan dan sampah yang berisiko membawa kuman dan jamur.
Jamu biasanya diolah dengan gula dan gula merah tinggi. Anak kecil boleh minum jamu asal dalam kadar yang tidak berlebihan, misalnya cukup satu kali dalam sebulan. Ada porsi yang perlu diperhatikan yakni:
- Porsi orang dewasa adalah 150 ml jamu dalam sehari.
- Porsi anak minum jamu adalah 75 ml, yakni setengah dari dosis orang dewasa.
- Untuk Anak balita sebaiknya diberikan seperempat dosis atau sekitar 35 ml jamu.
Belajar dari kasus viral terjadinya kasus bayi meninggal usai minum jamu. Untuk langkah pencegahan semoga informasi diatas dapat membantu. Jangan lupa juga terus ikuti kami dalam mengupas informasi bermanfaat lainnya yah.
Tanggapan
Belum ada