Duck Syndrome: Definisi, Penyebab, Gejala Serta Cara Mengatasi

Admin 0 Komentar

Duck Syndrome banyak terjadi pada remaja yang masih bersekolah atau berkuliah dan orang dewasa muda yang baru memulai karirnya.

Indiffs – Kamu mungkin pernah menjumpai seseorang yang mampu meraih kesuksesan dan terlihat menikmati hidupnya. Namun, siapa sangka di balik keberhasilannya itu, nyatanya ada tekanan atau masalah yang ditutupi, agar ia selalu terlihat baik-baik saja, hal seperti ini dapat disebut sebagai duck syndrome.

Definisi Duck Syndrome

Duck syndrome adalah istilah yang mengacu pada sebuah perilaku ketika seseorang sebenarnya sedang dirundung banyak masalah, tapi tetap terlihat baik-baik saja dari luar. Duck syndrome atau sindrom bebek pertama kali dikemukakan di Stanford University, Amerika Serikat, untuk menggambarkan persoalan para mahasiswanya.

Nama Duck Syndrome diambil dari analogi bebek yang sedang berenang. Ketika bebek berenang, orang-orang hanya melihat bagian atas tubuhnya yang melaju dengan tenang dan perlahan. Sedikit dari mereka yang tahu bahwa ada kaki yang terus-terusan bergerak tak menentu dengan susah payah di bawah air.

Sindrom ini banyak terjadi pada remaja yang masih bersekolah atau berkuliah dan orang-orang dewasa muda yang baru memulai karirnya di dunia kerja. Mereka mungkin lulus dari universitas ternama, mendapat pekerjaan di perusahaan yang bergengsi, dan tetap bisa bersenang-senang di unggahan sosial medianya. Tetapi di balik itu semua, mereka ternyata kewalahan untuk menjalani hidup hingga mengalami hambatan tertentu, seperti mendapat masalah mental di tempat kerja.

Penyebab

Sampai saat ini duck syndrome belum secara resmi diakui sebagai gangguan mental. Umumnya fenomena ini dialami oleh mereka yang masih berusia muda, seperti siswa, mahasiswa atau pekerja. Meskipun merasa banyak tekanan dan stres, sebagian penderita duck syndrome masih bisa produktif dan beraktivitas dengan baik.

Bahkan, terkadang hal ini membuat mereka lupa akan batasan diri atau menjadi gila kerja. Tidak ada yang mau membahas tentang bagaimana sulitnya mengerjakan suatu tugas, tak ada yang mau mengakui bahwa ada yang baru saja dimarahi atasan karena alasan yang memalukan. Hingga pada akhirnya, syndrome ini membuat mereka berlaku seakan tidak pernah mengalami kegagalan. Hal tersebut mungkin terkait dengan perilaku stoicism atau mengalami masalah kejiwaan tertentu, seperti cemas dan depresi.

Faktor luar juga bisa mendorong terjadinya duck syndrome beberapa di antaranya yaitu kecenderungan orang-orang terdekat yang kerap membangga-banggakan prestasi serta pola asuh helikopter. Orangtua yang selalu mengawasi segala tindakan anak secara tidak langsung dapat menumbuhkan perasaan takut gagal pada diri seseorang.

Gejala

Terdapat beberapa gejala dari penderita duck syndrome ini yaitu:

  • Kesulitan menenangkan pikiran atau memiliki pikiran yang kacau
  • Merasa kewalahan dengan situasi
  • memiliki kekhawatiran pada dirinya, sehingga membuatnya grogi melakukan sesuatu.
  • Merasa bersalah pada diri sendiri dan membandingkan diri dengan orang lain.
  • Perubahan kebiasaan, seperti mengkonsumsi alkohol secara berlebihan, selera makan kurang dan kebiasaan buruk lainnya.
  • Memiliki rasa khawatir secara terus menerus, pelupa dan susah untuk fokus

Cara Mengatasi Duck Syndrome

Dengan belajar mencintai diri sendiri yaitu dengan tidak memforsir dan tidak memberi banyak tekanan pada diri sendiri. Selain itu, luangkan waktu untuk me time sejenak supaya mengurangi stress dan lelah kamu. Kamu juga harus belajar mengubah pola pikir menjadi positif, mulai dari berhenti membandingkan diri sendiri dengan kehidupan orang lain. Jalani gaya hidup sehat dan bergizi seimbang, rutin berolahraga, serta menghindari merokok dan minuman beralkohol.

Tanggapan

Belum ada

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Konten Terkait

[quads id=1]

Konten Terbaru