Ghosting: Penyebab dan Cara Mengatasi Dalam Hubungan Cinta

Admin 0 Komentar

Ghosting sebuah kata yang sedang marak menjadi perbincangan anak muda masa kini. Lantas, Apa itu ghosting? Yuk, cari tau!

Indiffs – Belakangan ini muncul istilah arti kata ghosting yang cukup popular di kalangan anak muda. Bahkan, tahun lalu arti kata ghosting menjadi istilah yang paling banyak dicari pada mesin pencarian Google Indonesia.

Ghosting adalah sebuah istilah yang lekat dengan anak muda. Penggunaan gosting biasanya erat kaitannya dengan hubungan asmara maupun hubungan pertemanan seseorang. Istilah ini sangat popular karena banyak anak muda yang menggunakannya di media sosial mereka.

Sebelum menggunakan istilah ini, kamu harus mengetahui artinya, agar kamu bisa menggunakan istilah ghosting dengan tepat.

Asal Mula Istilah Ghosting

Mengutip Dictionary.com, penggunaan istilah ghosting pertama muncul pada tanggal 23 November 2007 di Urban Dictionary. Definisi gosting adalah memutus semua hubungan dengan seorang gadis.

Ghosting semakin berkembang dan menjadi bagian dari percakapan sehari-hari, terutama dalam kemunculan aplikasi kencan daring. Saat Tinder dirilis pada tahun 2012, kata gosting menjadi populer karena banyak orang yang mengalami atau melakukannya.

Di era media sosial ini, semakin banyak orang yang melakukan atau mengalami ghosting. Perilaku ghosting menarik banyak peneliti untuk lebih memahami fenomena ini. Studi oleh Freedman, Powell, dan William pada tahun 2018 menunjukkan, 28% responden pernah menjadi korban gosting dan 20% responden mengaku pernah melakukan ghosting.

Penyebab Seseorang Melakukan Ghosting

Orang-orang yang memilih untuk menjadi hantu atau melakukan ghosting biasanya karena berbagai alasan yang dapat bervariasi dalam kompleksitas.

Menurut Vilhauer, salah satu alasan terjadi ghosting, karena salah satu pihak ingin menghindari ketidaknyamanan emosional sendiri. Namun, pelaku gosting tak berpikir bagaimana perasaan lawan nya. Ghosting adalah bentuk lanjutan dari sikap diam pasangan. Dan tindakan ini adalah ‘kekejaman emosional’.

1. Kurangnya Konsekuensi

Jika kamu baru saja bertemu seseorang, kamu mungkin merasa tidak ada ketertarikan sebagai teman dan tidak memiliki banyak kesamaan, hal tersebut mungkin bisa menjadi masalah besar dan membuat kamu pergi begitu saja dari kehidupan mereka.

2. Menghindari Konflik

Secara naluriah adanya hubungan yang mengganggu apapun bentuknya pasti dapat memengaruhi kualitas hidup. Akibatnya, kamu mungkin merasa lebih nyaman untuk melakukan ghosting karena tidak pernah bertemu seseorang lagi daripada harus menghadapi potensi konflik atau penolakan yang dapat terjadi saat putus cinta.

3. Melindungi Diri

Jika suatu hubungan memiliki efek negatif pada kualitas hidup kamu, memutuskan kontak dan menghilang dari mereka merupakan salah satu cara untuk mencari kesejahteraan diri sendiri tanpa adanya dampak putus cinta atau perpisahan.

4. Rasa Takut

Ketakutan akan hal yang tidak diketahui tertanam dalam diri manusia. Kamu mungkin memutuskan untuk mengakhirinya karena takut mengenal seseorang yang baru atau takut akan reaksi saat kalian putus.

Cara Mengatasi Perilaku Ghosting

Dalam kehidupan sehari-hari ghosting ini memang lebih sering terjadi dalam sebuah hubungan pacaran atau di tahap pendekatan alias PDKT. Namun tidak menutup kemungkinan jika ghosting juga bisa terjadi dalam lingkungan pertemanan ataupun pekerjaan.

Lalu, bagaimana jika kamu menjadi korban ghosting? Berikut ini cara yang bisa kamu lakukan untuk menghadapinya:

1. Berhenti Cari Tau Tentangnya

Ini salah satu tindakan yang membuat gagal move on dari mantan gebetan. Rasa penasaran mengenai dirinya saat ini, membuat kamu kepo dan mulai stalking media sosialnya untuk mencari tahu tentangnya. Padahal hal itu tidak perlu dilakukan.

Dengan siapa dia sekarang, bagaimana keadaan dia sekarang, itu bukanlah urusan kamu. Jika terus mencari tahu tentang dia, maka kamu tidak akan pernah bisa melupakannya.

2. Cintai Diri Sendiri

Kamu tidak pernah bisa mengharapkan orang lain untuk selalu mencintaimu. Jadi, kamu harus mulai belajar untuk mencintai dirimu sendiri sebelum mengharapkan orang lain untuk mencintaimu.

Kamu harus belajar menerima kekurangan dan kelemahan yang kamu miliki. Dengan begitu, kamu akan tahu bagaimana caranya bangkit dan memperbaiki diri.

3. Jangan Menyalahkan Diri Sendiri

Yang sering dilakukan korban ghosting adalah menyalahkan dirinya sendiri. Seseorang yang menjadi korban gosting akan selalu menyalahkan dirinya yang kurang cantik, kurang menarik, kurang asik, dan kekurangan lainnya.

Intropeksi diri boleh, sebagai proses untuk memperbaiki diri. Namun, tidak dengan menyalahkan dan merendahkan diri sendiri yang akan berakhir dengan kurangnya kepercayaan diri.

Jadi, jika menjadi korban gosting, kamu jangan pernah menyalahkan dirimu sendiri. Karena memang kesalahan bukan terletak pada diri kamu.

4. Ikhlaskan

Pada akhinya, yang harus kamu lakukan adalah mengikhlaskan dia. Jangan terus-terusan mengharapkannya kembali, karena mungkin itu tidak akan pernah terjadi. Sebaiknya kamu harus mulai melepaskan dan mengikhlaskan dia.

Menjadi korban gosting memang tidak menyenangkan, terasa menyakitkan, dan kadang sulit untuk dilupakan. Namun kamu harus selalu ingat bahwa dia yang meninggalkan mu, maka dia tidak pantas ada di dalam hidupmu.

5. Menyibukkan Diri

Cara selanjutnya yang bisa kamu lakukan untuk menghadapi perilaku ghosting adalah dengan menyibukkan diri. Meskipun terkesan sebagai pelarian pikiran, tetapi cara ini terbukti ampuh untuk meminimalisasi rasa sedih ataupun galau setelah dighosting.

Saat kamu sudah disibukkan dengan banyaknya pekerjaan, pikiranmu tidak akan sempat untuk melayang ke hal-hal yang tidak penting.

Setelah kamu jadi korban ghosting, berusahalah untuk lebih produktif serta terus memperbaiki diri. Karena pesona dan auramu akan lebih terpancar jika kamu tampil positif dan ceria. Karena semakin tabah kamu, makan semakin besar pula penyesalan yang dirasakan gebetanmu karena telah melepaskan kamu.

Itulah penjelasan terkait ghosting. Selalu yakin pada dirimu dan jangan pernah merasa dirimu rendah, karena jadi korban ghosting itu bukan aib dan bukan hal yang memalukan.

Lagi pula, di-ghosting bukan berarti kamu tidak pantas dicintai. Maka dari itu, yuk kembali bahagia dan selalu ingat bahwa kamu itu berharga.

Tanggapan

Belum ada

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Konten Terkait

[quads id=1]

Konten Terbaru